Hubungan Kejadian Ketuban Pecah Dini dengan Asfiksia : Literature Review
Abstract
Latar belakang : Asfiksia neonatorum merupakan kondisi atau keadaan dimana bayii tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah bayi tersebut dilahirkan. WHO juga menyatakan bahwa setiap tahunya 120 juta bayi lahir di dunia 4 juta bayi lahir mati dan 4 juta lainya meninggal dalam usia 30 hari.sebanyak 3,6 juta (3%) dari 120 juta bayi terjadi di negara-negara yang sedang berkembang.kematian bayi sangat memprihatinkan ,yang dikenal dengan fenomena 2/3. Penyebab utama kematian neonatal adalah asfiksia neonatorum (27%) setelah (29%) (lubis & kurnia,2016). Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara kejadian ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksianeonatorum yang berdasarkan studi empiris atau literature review yang diterbitkan lima terakir. Metode penelitian : metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan dari beberapa jurnal penelitian kemudian dikumpulkan dan disimpulkan dengan meliputih, tahun, tujuan penelitian, instrument dan kesimpulan. Hasil penelitian : berdasarkan hasil analisis dat dengan menggunakan literature rewiew. Kesimpulan: ada hubungannya pecah ketuban dini dengan asfiks. Ketuban pecah dini akan mengakibatkan terjadinya oligohidramnion, kondisi ini akan mempengaruhi janin karena sedikitnya volume air ketuban akan menyebabkan tali pusat tertekan oleh bagian tubuh janin akibatnya aliran darah dari ibu ke janin berkurang sehingga bayi mengalami hipoksia atau gangguan pertukaran oksigen (02) hingga fetal distrees dan berlanjut menjadi asfiksia pada bayi baru lahir.