dc.identifier.citation | Astuti, Maria Ari Setyo. (2004). Hubungan Intensitas Penerangan Dengan Produktivitas Pekerja Bagian Linting SKT di PT. DJITOE ITC. Program Kesehatan Kerja Jurusan Kedokteran Universitas Sebelas Maret Surakarta. http://www.usm.ac.id. Diakses pada tanggal 23 maret 2014. Arikunto, Suharsimi. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktikum. Jakarta : PT Rineka Cipta. Budiono, A.M Sugeng. (2003). Bunga Rampai HIPERKES dan Keselamatan Kerja. Semarang : Badan Penerbit Universitas Dipenogoro. DEPKES RI. (2003). KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN NOMOR 1202/MENKES/SK/VIII/2003. http://www.litbang.depkes.go.id. Diakses pada tanggal 22 Februari 2010. Firmansyah, Fathoni. (2010). Pengaruh Intensitas Penerangan Terhadap Kelelahan Mata Pada Tenaga Kerja di Bagian Pengepakan PT. Ikapharmindo Putramas Jakarta Timur. Surakarta, Universitas Sebelas Maret, Indonesia. http://www.emulated_uns.ac.id. Diakses pada tanggal 23 Maret 2015 Handoko, Heri. (2001). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Produktivitas Kerja. http://www.ejurnal-petra.ac.id. Diakses pada tanggal 7 April 2012. Kartanegara, Kutai. (2010). Muara Badak Kutai Kartanegara. http://Kabupaten.Kutaikartanegara.com/. diakses pada tanggal 21 September 2015. Kepmenkes. (2002). Standar Tingkat Pencahayaan Menurut Kepmenkes No. 1405 Tahun 2002. http://www.kepmenkes.ac.id. Diakses pada tanggal 23 Maret 2014. Lemeshow, Stanley. (1997). Besar Sampel Dalam Penelitian Kesehatan. Yogjakarta : Gajah Mada University Press. Mangkunegara, Anwar Prabu. (2000). Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Penerbit Rosdakarya Remaja, Bandung. Meliala, Evy Rismeily. (2004). Hubungan Pencahayaan Dan Produktivitas Kerja Penjahit Pada Salah Satu Konveksi Sektor Informal. Fakultas Kesehatan Masyarakat Sumatra Utara Medan. http://www.usu.ac.id. di akses pada tanggal 23 Maret 2014. Muftia, Atik. (2003). Hubungan Antara Faktor Fisik Dengan Kelelahan Kerja karyawan produksi bagian selektor di PT. Sinar Sosro Ungaran Semarang. Universitas Negri Semarang. http://www.emulated_uns.ac.id. Diakses pada 20 Agustus 2015. Mukaromah, Septina. (2009). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Peningkatan Produktivitas Karyawan. Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negri Malang. http://www.uin.ac.id. diakses pada tanggal 2 Februari 2014. Ningsih, Sulistia. (2011). Hubungan Iklim Kerja Sikap Tubuh Saat Bekerja Dan Tingkat Pencahayaan Terhadap Kelelahan Kerja Pada Penjahit CV. Aulia Samarinda. Skripsi, tidak dipublikasikan, Samarinda. Universitas Mulawarman. Notoadmodjo, Soekijo. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : PT. Rineka Cipta. Nurrulloh, Mohammad. (2004). Pengaruh Lingkungan Kerja Terhadap Produktivitas Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Kalimantan Timur. Fakultas Ekonomi Manajemen Universitas 17 Agustus 1945 Samarinda. http://ejurnal.untag-smd.ac.id. diakses pada tanggal 10 November 2015. Padmanaba, Rai. (2006). Pengaruh Penerangan Dalam Ruangan Terhadap Produktivitas Kerja Mahasiswa Desain Interior. Jurnal Jurusan Desain Interior Universitas Kristen Petra Denpasar. http://www.petra.ac.id. diakses pada tanggal 12 Februari 2014. Permenakertras. (2011). Nilai Ambang Batas Faktor Fisik Dan Faktor Kimia Ditempat Kerja Nomor Per.13/MEN/X/2011. http://www.hukumonline.com. diakses tanggal 4 Maret 2014. Purnomo, Hari. (2000). Pengaruh Kelembapan, Temperature, Udara Dan Beban Kerja Terhadap Kondisi Faal Tubuh Manusia. Fakultas Teknik Industri Universitas Islam Indonesia. http://uii.ac.id. diakses pada tanggal 16 Mei 2014. Rahayuningrum, Hetni. (2003). Perbedaan Produktivitas Tenaga Kerja Bagian Penyortiran Pada Intensitas Penerangan Yang Berbeda Di PT. Pura Barutama Unit Paper Mills. http://www.ejurnal-E2A098031.ac.id. Diakses pada tanggal 8 Agustus 2012. Ramdan, Iwan. (2007). Dasar-Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja. Samarinda : Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman. Rismeily, Evy. (2004). Hubungan Pencahayaan Dengan Produktivitas Kerja Penjahit Pada Salah Satu Konveksi Sektor Informal. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara. http://www.usu.ac.id. diakses pada tanggal 28 Maret 2014. Santoso, Anwar. (2004). Perbedaan Produktivitas Tenaga Kerja Bagian Penyortiran Pada Intensitas Penerangan Yang Berbeda Di PT. PURA BARUTAMA. Fakultas Ekonomi Akuntansi Universitas Katolik Soegijapranata Semarang. http://www.petra.ac.id. Diakses pada tanggal 9 Februari 2010. Setiyawati. (2010). Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara Medan. http://www.fkm-usu.ac.id. Diakses pada tanggal 20 Maret 2014. Sinungan, Arya. (2005). Pengukuran Standar Produktivitas Tenaga Kerja. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sumatra Utara. http://www.usu.ac.id. Diakses pada tanggal 17 Maret 2014. Siswanto. (1993). Penerangan. Jakarta: Balai Pelayanan Ergonomi Kesehatan Kerja. SNI 16-7062. (2004). Pengukuran Intensitas Penerangan di Tempat Kerja. Badan Standarisasi International (BSN). Subaris, Heru. (2007). Higiene Lingkungan Kerja. Yogyakarta : Mitra Cendikia Press. Sugiono. (2007). Statistik Non Parametrik. Bandung : Edisi Ketiga, CV. Alpabeta. Sugiarto, Cristina. (2006). Kontribusi Upah Dan Masa Kerja Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Bagian Produksi Pada Devisi Kapal Perang PT. Pal Indonesia (Persero). Suma’mur. (1996). Kesehatan Kerja dan Pencegahaan Kecelakaan. Jakarta : CV. Haji masagung. Suma’mur. (1999). Ergonomi Untuk Produktivitas Kerja. Jakarta : CV. Haji Masagung. Suma’mur. (2009). Higiene Perusahaan Dan Kesehatan Kerja (Hiperker). Jakarta : Gunung Agung Pustaka. Tarwaka. (2004). Ergonomi Untuk Kesehatan Kerja Dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA Pers. http://www.UNIBA.ac.id, diakses pada tanggal 28 Maret 2014. Teguh, Sulistiyani Ambar. (2003). MSDM Konsep Teori Pengembangan Dalam Konteks Organisasi Public. http://www.raeder-SM.ac.id. Diakses pada tanggal 2 Februari 2012. Tim Hiperkes. (2006). Panduan Praktikum Laboratorium HIPERKES dan Keselamatan Kerja. Samarinda : Balai Keselamatan dan Kesehatan kerja. | id_ID |
dc.description.abstract | Latar Belakang: Tenaga kerja dalam melakukan segala macam aktivitas kerja selalu memerlukan penerangan dan juga kondisi pada iklim kerjanya itu sendiri. Namun yang membedakan kebutuhan intensitas penerangan dan iklim kerja tergantung pada jenis dari pekerjaannya. Menjahit proses kerja dalam beberapa tahapan yaitu mulai pembuatan pola, pemotongan bahan, dan proses penyatuan bahan (proses menjahit). Oleh karena itu pekerja penjahit harus memperhatikan kondisi lingkungan kerja termasuk pada intensitas penerangan dan iklim kerja yang dapat mempengaruhi menurunnya produktivitas kerja saat proses penjahitan.Tujuan penelitian: Mengetahui hubungan intensitas penerangan dan iklim kerja terhadap produktivitas kerja penjahit di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara.Metode penelitian: Menggunakan desain cross sectional yang menggunakan alat ukur Lux meter dan Questemp. Jumlah sampel dalam penelitian ini sebayak 86 responden, teknik pengambilan sampel dengan menggunakan proportionate stratified random sampling.Hasil penelitian: Uji yang digunakan adalah uji Fisher Exact Test pada intensitas penerangan dengan produktivitas kerja diperoleh P-Value 0,037 nilai ini lebih kecil dari taraf signifikan yaitu 0,05. Sehingga dapat disimpulkan bahwa ada hubungan intensitas penerangan dengan produktivitas kerja sedangkan pada iklim kerja dengan produktivitas kerja diperoleh P-Value 1,000 nilai ini lebih besar dari tarif signifikan yaitu 0,05. Sehingga dapat disimpulkan tidak ada hubungan iklim kerja dengan produktivitas kerja.Kesimpulan: Ada hubungan antara intensitas penerangan terhadap produktivitas kerja dan Tidak ada hubungan antara iklim kerja terhadap produktivitas kerja penjahit di Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara. | id_ID |