Hubungan antara Pola Makan, Frekuensi Minum Kopi dan Frekuensi Merokok Terhadap Kejadian Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Karang Asam Samarinda
Abstract
Latar Belakang : Hipertensi adalah penyakit yang semakin banyak di jumpai di Indonesia, terutama di kota kota besar. Perubahan gaya hidup seperti perubahan pola makan menjurus ke sajian siap santap yang mengandung banyak lemak, protein, dan garam tinggi tetapi rendah serat pangan, membawa konsekuensi sebagai salah satu faktor berkembangnya penyakit degeneratif seperti hipertensi. Merokok merupakan faktor penyebab lain yang utama. Kopi juga mempunyai hubungan terhadap peningkatan tekanan darah. Jika mengkonsumsi minuman kafein maka jantung akan bekerja lebih cepat yang menjadikan tekanan darah naik.Tujuan Penelitian : untuk mengetahui Mengetahui hubungan pola makan, frekuensi minum kopi, dan frekuensi merokok dengan kejadian hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Karang Asam Samarinda.Metode Penelitian : jenis penelitian yang digunakan deskriptif korelatif, dengan rancangan penelitian cross sectional study, pengambilan sampel secara simple random sampling pada pasien yang berkunjung ke Puskesmas Karang Asam Samarinda, dengan jumlah 86 orang responden.. analisis univariat menggunakan distiburi frekuensi, bivariat menggunakan analisis Chi-Square. Data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner.Hasil dan kesimpulan penelitian : hasil penelitian gambaran pola makan tidak baik 52.3%, gambaran frekuensi minum kopi dengan ketegori konsumsi sedang 26.7%, gambaran frekuensi merokok dengan kategori tidak merokok 52.3%. Berdasarkan hasil uji statistik dengan uji chi square menunjukkan ada hubungan bermakna antara pola makan dengan kejadian hipertensi dengan nilai P value 0.001 < α (0.05), ada hubungan bermakna antara frekuensi minum kopi dengan kejadian hipertensi dengan P value 0.042 < α (0.05),dan tidak ada hubungan bermakna antara frekuensi merokok dengan kejadian hipertensi dengan nilai P value 0.490 > α (0.05).Rekomendasi penelitian : bagi puskesmas hasil penelitian ini dapat diterapkan oleh petugas medis untuk memberikan informasi tentang banyaknya faktor-faktor yang dapat meningkatkan tekanan darah dan menyebabkan hipertensi, sehingga masyarakat dapat merubah pola hidupnya menjadi lebih sehat.