dc.contributor.author | Putranto, Agus Dwi | |
dc.contributor.author | Masnina, Rusni | |
dc.date.accessioned | 2019-03-12T11:30:28Z | |
dc.date.available | 2019-03-12T11:30:28Z | |
dc.date.issued | 2015-08 | |
dc.identifier.citation | Arif, I.S. (2006). Skizofrenia Memahami Dinamika Keluarga Pasien. Bandung: Refika Aditama. Bima Anindita (2012). Pengaruh Teknik Relaksasi Progresif Terhadap Tingkat Kecemasan Pada Klien Skizofrenia Paranoid di RSJD Surakarta. Diakses pada tanggal 26 Agustus 2015 Data Rekam Medik. (2015). RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda. Tidak dipublikasikan. Depdiknas. (2000). Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. http://www.jakarta_teachers.com. Tanggal akses: 26 Agustus 2015 Funda,O., Turkan,P. (2009). The Effect of Training and Progressive Relaxation Exercise On Anxiety Level After Hysterectomy. Ataturk University School of Nursing,Erzurum. The New Journal of Medicine 2009;26:102-107 Doenges, M.E, dkk. (2000).Rencana Asuhan Keperawatan : Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien. Jakarta : EGC Keliat, BA (2009). Proses keperawatan kesehatan jiwa. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Stuart, G.W, (2006). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Edisi 5. Jakarta : EGC. Sunaryo. (2004). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC. Suryani.(2005). Komunikasi terapeutik. EGC. Jakarta Yosep, I. (2010). Buku Keperawatan Jiwa (Edisi Revisi). Bandung : Refika Aditama. http://www.vivaborneo.com/gangguan-jiwa-di-kaltim-capai-200-ribu-orang.htm. diakses pada tanggal 26 Agustus 2015 http://id.berita.yahoo.com/orang-gila-terbanyak-di samarinda.html. diakses tanggal 26 Agustus 2015 http://kesehatan.kompasiana.com/kejiwaan/2011/10/24/174-juta-orang-alami-stres-dan-depresi/. Diakses tanggal 26 Agustus 2015 | id_ID |
dc.identifier.uri | https://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/1059 | |
dc.description.abstract | Perilaku kekerasan adalah suatu keadaan dimana seseorang melakukan tindakan yang dapat membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain. Beberapa factor yang dapat menyebabkan perilaku kekerasan di antaranya, factor predisposisi dan factor presipitasi. Factor predisposisi meliputi teori biologis ( neurologic factor, genetic factor, cycardian rhytm, biochemistry factor, brain area disorder). Adapun factor presipitasi secara umum klien dengan gangguan perilaku kekerasan sering kali berkaitan dengan ekspresi diri, ingin menunjukan ekstensi diri atau simbol solidaritas, ekpresi dari iak terpenuhinya kebutuhan dasar dan kondisi sosial ekonomi, kesulitan dalam mengkonsumsi sesuatu dalam keluarga serta tidak membiasakan dialog untuk memecahkan masalah cenderung melakukan kekerasan dalam menyelesaikan konflik,. Karya Ilmiah Akhir bertujuan untuk menganalisa terapi teknik relaksasi progresif yang diterapkan secara kontinyu pada pasien gangguan persepsi sensori: halusinasi. Hasil analisa menunjukkan bahwa diperoleh hasil bahwa pemberian intervensi terapi teknik relaksasi progresif dapat mengurangi frekuensi marah dan cemas. Terapi yang digunakan untuk pasien resiko perilaku kekerasan yang mengalami kecemasan salah satunya adalah dengan terapi perilaku. Salah satu bentuk dari terapi perilaku adalah dengan teknik relaksasi. Teknik relaksasi yang sering digunakan untuk mengurangi ketegangan otot serta kecemasan adalah relaksasi progresif. | id_ID |
dc.language.iso | id | id_ID |
dc.publisher | Universitas Muhammadiyah Kalimantan Timur | id_ID |
dc.subject | Perilaku Kekerasan | id_ID |
dc.subject | Relaksasi Progresif | id_ID |
dc.title | Analisis Praktik Klinik Keperawatan Jiwa Pasien Resiko Perilaku Kekerasan dengan Inovasi Tehnik Relaksasi Progresif di Ruang Elang RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda | id_ID |
dc.title.alternative | Analysis of Nursing Clinical Practice in Mental Patients with Risk Behavior Violence Progressive Relaxation Techniques in the Elang Room RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda | id_ID |
dc.type | Other | id_ID |