dc.description.abstract | Dispepsia ditandai dengan adanya gejala yaitu sering timbul rasa nyeri hingga terasa ke tubuh bagian belakang kemudian akan naik hingga ke ulu hati. Pada sebagian orang bila gejala tersebut sudah dirasakan akan menyebabkan rasa sesak napas karena menahan sakit. Dalam keadaan normal, asam lambung berfungsi untuk membantu proses pencernaan dalam mengolah makanan yang kita konsumsi. Apabila produksi asam di lambung terus meningkatkan produksinya lebih dari yang dibutuhkan yang disebabkan karena pola hidup dan pola makan yang tidak teratur. Pada penderita maag umumnya akan merasakan rasa tidak nyaman di daerah ulu hati kemudian timbul rasa nyeri, perih, mual, kembung, rasa cepat kenyang, terkadang muntah-muntah karena rasa asam lambung kemudian terasa di tukak leher hingga lidah yang membuat rasa mual itu timbul. Metode non farmakologis bukan merupakan pengganti obat-obatan, tindakan ini diperlukan untuk mempersingkat episode nyeri yang berlangsung hanya beberapa detik atau menit. Mengkombinasikan metode non farmakologis dengan obat-obatan merupakan cara yang paling efektif untuk mengontrol nyeri. Pengendalian nyeri non farmakologis menjadi lebih murah, mudah, efektif dan tanpa efek yang merugikan. Salah satu metode untuk mengatasi nyeri secara non-farmakologis adalah terapi relaksasi autogenik. Intervensi inovasi adalah pemberian terapi relaksasi autogenik pada pasien yang mengalami dispepsia yang dilakukan pada saat masuk ke ruang UGD Rumah Sakit dengan keluhan nyeri pada ulu hati. Sebelum pemberian pemberian terapi relaksasi autogenik rata-rata didapatkan pemeriksaan skala nyeri adalah 7 (berat) dan sesudah dilakukan pemberian terapi relaksasi autogenik terjadi perubahan skala nyeri dari berat menjadi 5-6 (sedang) pemberian terapi relaksasi autogenik bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri yang diakibatkan adanya iritasi mukosa lambung. | id_ID |