Show simple item record

dc.contributor.authorElida, Telitha Dewi
dc.contributor.authorSyamsir, Syamsir
dc.contributor.authorRusdi, Rusdi
dc.date.accessioned2019-12-26T05:24:38Z
dc.date.available2019-12-26T05:24:38Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.citationAdekaryanti, R. 2015. Pengaruh Penggunaan Air Counditioner Terhadap Gangguan Kesehatan yang berdampak Terhadap Kebugaran Pelajar. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta. Adha, M. A. 2015. Gambaran Kondisi Fisik dan Sanitasi Dasar Rumah Dalam Upaya Penyehatan Rumah di Kelurahan Batang Arau Kecamatan Padang Selatan.Politeknik Kesehatan Kemenkes Padang Aditya, A. 2016. Pengembangan Media Pembelajaran Berbasis Adobe Flash CS6 Pada Mata Pelajaran Air Counditioner Dengan Sasaran Pembelajaran Mandiri Siswa Sekolah Menengah Kejuruan Bidang Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Muhammadiyah 1 Bantul. Universitas Negeri Yogyakarta. Jurnal Pendidikan Otomotif Edisi XVII. Vol 17 no.1 (2016) Anggraeni, SN. 2017. Hubungan Kualitas Udara dalam Rumah dengan Keluhan Gejala ISPA Pada Anak Bawah Lima Tahun di Rumah Susun Marunda Jakarta Utara. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta Darmiah. Imam, S. Maharso. 2015. Hubungan Kepadatan Hunian dan Kualitas Fisik Rumah Desa Penda Asam Barito Selatan. Poltekkes Kemenkes Banjarmasin. Banjarmasin. Depkes RI. 2000. Pedoman Program Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Direktorat PPM dan PL. Jakarta Dewi, A. C. 2012. Hubungan Kondisi Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Gayamsri Kota Semarang. Universitas Dipenogoro. Semarang.Jurnal Kesehatan Masyarakat Vol 1 No.2 (2012) : 852-860 Fillacano, R. 2015. Hubungan Lingkungan Dalam Rumah Terhadap ISPA Pada Balita di Kelurahan Ciputat Kota Tanggerang Selatan Tahun 2015.Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta Gertudris, T. 2010. Hubungan Antara Kadar Partikulat (PM10) Udara Rumah Tinggal Dengan Kejadian ISPA Pada Balita di Sekitar Pabrik Semen PT. Indocement Citurep Tahun 2010. Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat UI. Jakarta. Hamidah, Kandau G.D, Posangi, J. 2015. Hubungan Kualitas Lingkungan Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Perawatan Siko Kecamatan Ternate Utara. Universitas Sam Ratulangi. Jurnal e-Biomedik Vol 3 no.3 (2015) Hartono. R, dan Dwi Rahmawati. 2016. ISPA Gangguan Pernafasan Pada Anak Panduan Bagi Tenaga Kesehatan dan Umum Nuha Medika. Yogjakarta Ihram, M .A. 2013. Hubungan Tingkat Sirkulasi Oksigen dan Karakteristik Individu Dengan Kejadian TB Paru Pada Kelompok Usia Produktif di Puskesmas Pondok Pucung. Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor 829/Menkes/SK/VII/1999. Tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Jakarta Kepmenkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. RISKESDAS. Kemenkes RI. Jakarta Lange, O. L. 2012. Physiological Plant Ecology II Water Relations and Carbons Assmiation. United States. Springe Scine and Bussines Media Misnadiarly. 2016. Penyakit Infeksi Saluran Napas Pneumonia Pada anak Balita, Orang Dewasa, Usia Lanjut. Pustaka Obor Populer. Jakarta Mudehir. 2002. Hubungan Faktor- Faktor Lingkungan Rumah Dengan Kejadian ISPA Pada Anak Balita di Kecamatan Jambi Selatan Tahun 2002. Tesis Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia. Ningrum, E.K. 2015. Hubungan Kondisi Fisik Rumah dan Kepadatan Hunian Dengan Kejadian ISPA Non Pneumonia Pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Sungai Pinang. Universitas Lambung Mangkurat. Banjarmasin. Jurnal Publikasi Kesehatan Masyarakat Indonesia Vol. 2 No.2 (2015) : 72-76 Oktaviani, V. A. 2009. Hubungan Antara Sanitasi Fisik Rumah dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Atas (ISPA) Pada Balita di Desa Cepago Kabupaten Boyolali. Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Surakarta. Surakarta Peraturan Menteri Kesehatan RI No 1077 tahun 2011. Tentang Pedoman Penyehatan Udara Dalam Ruangan Rumah. Jakarta Prasasti, C.I. Kukono, J. Sudarmaji. 2015. Pengaruh Kualitas Udara Dalam Ruang ber - AC Terhadap Gangguan Kesehatan. Jurnal Fakultas Kesehatan Masyarakat UNAIR. Surabaya. Vol. 7 (1) : 14-20 Rosina, A.M. 2013. Hubungan Antara Kondisi Fisik Rumah Dengan Kejadian Tuberculosis Paru. Universitas Negeri Semarang. Semarang.id_ID
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/1507
dc.description.abstractInfeksi saluran pernapasan atas (ISPA) merupakan penyakit yang paling sering terjadi dan dapat menyebabkan kematian pada anak dan balita. Pada tahun 2017 di Indonesia tercatat bahwa ada 920.136 balita meninggal. ISPA di Kalimantan Timur menjadi tingkat pertama dari sepuluh penyakit tertinggi pada tahun 2013. Sedangkan di kota Samarinda pada tahun 2017 penderita ISPA tercatat sebanyak 3.456 kasus yang ditemukan. Maka dari itu peneliti ingin meneliti kondisi fisik rumah penderita ISPA akut tidak spesifik pada anak yang berusia 6-12 tahun di wilayah kerja Puskesmas Sempaja Kota Samarinda. Desain penelitian ini adalah deskriptif berupa tabel dan narasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh rumah penderita ISPA usia 6-12 tahun sebesar 32 orang. Besar sampel adalah 32 orang diambil secara total sampling. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa rumah responden yang memenuhi syarat adalah pencahayaan (87,5%), suhu (59,375%), dan kepadatan hunian (100%). Rumah yang tidak memenuhi syarat seperti luas ventilasi (59,375%), dan kelembaban (65,63%).id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectKondisi Fisik Rumahid_ID
dc.subjectISPA Akut Tidak Spesifikid_ID
dc.titleGambaran Kondisi Fisik Rumah Penderita ISPA Akut Tidak Spesifik pada Anak Usia 6-12 Tahun di Wilayah Kerja PUSKESMAS Sempaja Kota Samarindaid_ID
dc.title.alternativeThe Physical Condition of the Patient’s House with Non Spesific Acute Upper Respiratory Infection in Children Aged 6-12 Years in the Working Area of Sempaja Health Center Samarindaid_ID
dc.typeOtherid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record