Show simple item record

dc.contributor.authorJumiati
dc.contributor.authorIsmahmudi, Ramdhany
dc.date.accessioned2018-04-12T06:47:31Z
dc.date.available2018-04-12T06:47:31Z
dc.date.issued2018-01-17
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/180
dc.description.abstractLatar Belakang: Penyakit ginjal kronis atau yang lebih dikenal di masyarakat dengan istilah gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi saat fungsi ginjal mulai menurun secara bertahap. Hemodialisis merupakan terapi pengganti yang paling banyak dilakukan oleh pasien ESRD. Hemodialisis merupakan suatu metode yang diperuntukkan bagi para penderita gagal ginjal yang berfungsi untuk membuang produk sisa metabolisme seperti potasium dan urea dari darah. Pruritus penyakit ginjal kronis masih merupakan keluhan yang paling sering ditemukan pada pasien penyakit ginjal kronis. Pasien yang menjalani hemodialisa mengalami perubahan perfusi diakibatkan karena ketidakseimbangan cairan dan elektrolit yang ada dalam tubuhnya karena proses hemodialisa sehingga mengakibatkan munculnya berbagai komplikasi yang disebut sebagai komplikasi intradialitik. Akibat yang dirasakan saat menjalani hemodialisa seperti kram otot, hipertensi, sakit kepala, mual, pruritus, dan muntah. Tujuan: Karya Ilmiah Akhir Ners ini bertujuan untuk melakukan analisa terhadap kasus kelolaan dengan pasien gagal ginjal kronik dengan tingkat keparahan pruritus yang dilakukan hemodialisa di ruang Hemodialisa RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Metode: Metode yang digunakan adalah pengukuran tingkat keparahan pruritus dengan visual analog scale (VAS) dengan intervensi inovasi pemberian Baby Oil. Hasil: Hasil analisa menunjukkan bahwa pemberian Baby Oil yang secara berkelanjutan akan memberikan efek yang baik bagi kerusakan integritas kulit pada pasien GGK dengan skor VAS pre intervensi 8 (pruritus berat) dan post intervensi 5,5 (pruritus sedang) sehingga tindakan ini merupakan tindakan yang efektif dan efisien bagi pasien, oleh karena itu penggunaannya sangatlah dianjurkan. Kesimpulan: Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa pemberian Baby Oil secara berkelanjutan dapat mengurangi tingkat keparahan pruritus pada pada pasien GGK.id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectPruritusid_ID
dc.subjectGGKid_ID
dc.subjectHemodialisaid_ID
dc.subjectBaby Oilid_ID
dc.titleAnalisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Intervensi Inovasi Pemberian Baby Oil Terhadap Tingkat Keparahan Pruritus yang Menjalani Hemodialisa di Ruang Hemodialisa RSUD. Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2018id_ID
dc.title.alternativeAnalysis of Nursing Clinical Practice in Chronic Kidney Disease Patients With Baby Oil Administration Innovation Intervention to the Severity of Pruritus in Hemodialysis Patients in Hemodialisa Unit, Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Hospital, Year 2018id_ID
dc.typeSkripsiid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record