dc.identifier.citation | Affandi, I. G & Reggy. (2016). Pengelolaan Tekanan Tinggi Intrakranial pada Stroke. CDK-238. Vol. 43 (3). Anggriani, dkk. (2018). Pengaruh ROM (Range of Motion) terhadap Kekuatan Otot Ekstremitas pada Pasien Stroke Non Hemoragic. Jurnal Riset Hesti Medan Vol. 3 (2) Hal. 64-72. STIKES Siti Hajar Medan. Asih: Editor Bahasa Indonesia, Monika Ester, Edisi 10, Jakarta: EGC. Bakara, D. M & Warsito, S. (2016). Latihan Range of Motion (ROM) Pasif Terhadap Rentang Gerak Sendi Pasien Pasca Stroke. Idea Nursing Journal Vo. 7 (2) Hal. 12-18. Poltekkes Kemenkes Bengkulu. Bejamin, E. J., et al. (2017). Heart Disease and Stroke Statistics-2017 Udate A Report From the American Heart Association. 2017. Epub ahead of print 2017. Diakses pada tanggal 14 Juli 2020. Bohannon, R. W. (2009). Muscle strength and muscle training after stroke. Journal Rehabil Med Vol. 39 (1) Hal. 14-20. doi: 10.2340 /165 01977-0018. Carpenito, L. J. (2009). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Alih Bahasa Yasmis. Chaidir & Zuardi. (2014). Pengaruh Latihan Range of Motion pada Ekstremitas Atas dengan Bola Karet Terhadap Kekuatan Otot di Ruang Rawat Stroke RS SN Bukit tinggi Tahun 2012. Jurnal Ilmu Kesehatan Afiyah Vol. 1 (1) Hal. 2-6. Dimyan, M. A & Cohen, L. G. (2011). Neuroplasticity in the context of motor rehabilitation after stroke. Nat Rev Neurol Vol. 7 (2) Hal. 76-85. doi: 10.1038/nrneurol.2010.200. Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. (2017). Profil Kesehatan Kalimantan Timur. Kalimantan Timur: Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur. Diakses 14 Juli 2020. Farida, I & Amalia, N. (2010). Mengantisipsi Stroke. Yogyakarta: Buku Biru. Firmawati, E. (2015). Abstact Post Stroke Nursing Care [Abstrak]. One Day Seminar: Stroke, 119-120. Go, A. S., et al. (2012). Heart Disease and Stroke Statistics-2013 Update. Circulation. 127 (1). Retrieved from. https://doi.org/10.1161/cir.0b013e31828124ad. Diakses tanggal 7 Agustus 2020. Hosseini, Z. S, dkk. (2019). The Effect of Early Passive Range of Motion Exercise on Motor Function of People with Stroke: a Randomized Controlled Trial. Journal of Caring Sciences Vol. 8 (1) Hal. 39-44. Guilan University of Medical Sciences, Rasht: Iran. Hutahaean, R. E & Hasibuan, M. T. D. (2020). Pengaruh Range of Motion Terhadap Kekuatan Otot pada Pasien Stroke Iskemik di Rumah Sakit Umum HKBP Balige. Indonesian Trust Health Journal Vol. 3 (1) Hal. 278-282. STIKES Murni Teguh. Irfan, M. (2010). Fisioterapi bagi Insan Stroke. Yogyakarta: Graha Ilmu. Iskandar, M., et al. (2018). The Effectiveness of discharge planning and Range of Motion (ROM) Training in Increasing Muscle Strength of Non Hemorrhagic Stroke Patient. Global Health Management Journal Vol. 2 (3) Hal. 57-62. Poltekkes Kemenkes Semarang: Indonesia. Junaedy, I. (2010). Stroke, Waspadai Ancamannya. Yogyakarta: Andi Publisher. Kato, H. Izumiyama M. (2013). Activation of brain sensorimotor network by somatosensory input in patients with hemiparetic stroke: a functional MRI study.1st ed. London: Intech Open. Kemenkes RI. (2019). Laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Nasional. Departemen Kesehatan RI. Kim, H. J., et al. (2014). Effects of Bilateral Passive Range of Motion Exercise on the Function of Upper Extremities and Activities of Daily Living in Patients with Acute Stroke. Journal of Physical Therapy Science Vol. 26 (1) Hal. 149-156. Pusan Catholic University, Pusan, Republic of Korea. Kristiani, R. B. (2017). Pengaruh Range Of Motion Exercise terhadap Kekuatan Otot pada Pasien Stroke di Wilayah Puskesmas Sidotopo Surabaya. Jurnal Ners Lentera Vol. 5 (2) Hal. 149-155. Akademi Keperawatan Adi Husada. Lewis, S., et al. (2014). Medical surgical Nursing. Missouri: Elsevier Health Science. Lingga, L. (2013). All About Stroke Hidup Sebelum dan Pasca Stroke. Jakarta: PT Elex Media Kompitindo. Medicastore. (2016). Media Informasi Obat/Penyakit/Mengompol. Pencarian: http://medicastore.com/penyakit/3325/mengompol/. Diakses 14 Juli 2020. | id_ID |
dc.description.abstract | Latar Belakang: Stroke merupakan gangguan suplai darah pada otak yang biasanya terjadi karena pecahnya pembuluh darah atau adanya sumbatan karena gumpalan darah. Tanda dan gejala pada pasien stroke biasanya mengalami kelumpuhan pada wajah atau anggota badan, bicara tidak lancar, bicara tidak jelas(pelo), perubahan kesadaran, gangguan penglihatan dan lain-lain. Salah satu terapi komplementer yang dapat membantu pemulihan untuk peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke yaitu terapi Range Of Motion (ROM). Tujuan: Literature review ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada pengaruh terapi Range Of Motion (ROM) terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke. Metode: Literature review ini menggunakan database Google Scholar, PubMed, dan ProQuest dengan menggunakan kriteria inklusi dan ekslusi. Pada tahap awal pencarian dengan keyword : “Range of Motion” AND “Extermity” AND “Muscle Strength” AND “Kemampuan gerak” AND ”Kekuatan otot” AND “Stroke” AND “Stroke rehabilitation”. Pencarian jurnal/artikel dimulai pada tanggal 6-11 Juli 2020. Hasil: Berdasarkan hasil dari penelitian literature ini menunjukkan bahwa dari 10 jurnal yang terdiri dari 5 jurnal nasional dan 5 jurnal internasional didapatkan hasil dari keseluruhan jurnal bahwa terapi Range of Motion (ROM) menunjukkan hasil yang signifikan terhadap peningkatan kekuatan otot pada pasien stroke. Kesimpulan: Dari 10 jurnal/artikel yang diriview diketahui bahwa Range of Motion (ROM) efektif dalam meningkatkan kekuatan otot pada pasien stroke. Kata kunci : Range of Motion, Peningkatan kekuatan otot, Stroke | id_ID |