Show simple item record

dc.contributor.authorMarfin, Marfin
dc.contributor.authorErnawati, Rini
dc.date.accessioned2022-02-25T05:31:55Z
dc.date.available2022-02-25T05:31:55Z
dc.date.issued2021-06-25
dc.identifier.citationAbbas, B., Halimah, A., Nursalam, N., & Mattoliang, L. A. (2020). Pengembangan media pembelajaran interaktif berbasis multimedia. Al Asma: Journal of Islamic Education, 2(1), 97–110. Angkat, N. S. (2018). Karakteristik Bayi Baru Lahir yang Mengalami Asfiksia Neonatorum di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Subulusalam. Indrapermana, I. G. K. F., Duarsa, V. S. P., & Duarsa, I. S. (n.d.). Hubungan durasi ketuban pecah dini dengan asfiksia neonatorum di RSUD Negara tahun 2020. Julimar, J. (2020). Kemampuan ibu primipara setelah diberikan latihan teknik perawatan tali pusat pada bayi dengan kasa kering di wilayah kerja bpm dince safrina RUMBAI. Ensiklopedia of Journal, 2(3), 225–230. Legawati, L., & Riyanti, R. (2018). Determinan Kejadian Ketuban Pecah Dini (KPD) di Ruang Cempaka RSUD DR Doris Sylvanus Palangkaraya. Jurnal Surya Medika (JSM), 3(2), 95–105. Lubis, R., & Kurnia, S. (2016). Hubungan Paritas, Anemia dan Ketuban Pecah Dini dengan Kejadian Asfiksia Neonatorum pada Bayi Baru Lahir Di RSUD Cilegon Provinsi Banten. Jurnal Persada Husada Indonesia, 2(7), 1. Lumbantoruan, R. P., Ramadanti, A., & Lestari, H. I. (2017). Hubungan Derajat Asfiksia dengan Kejadian Hipoglikemia pada Neonatus di RSUP Dr. Mohammad Hoesin Palembang. Biomedical Journal of Indonesia, 3(1), 20–29. Murdiana, E. (2017). Manajemen Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir pada Bayi Ny" S" dengan Hipotermia Sedang di Rumah Sakit Umum Daerah Syekh Yusuf Gowa Tahun 2017. Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar. Nurfina, P., & Naningsih, H. (2017). Hubungan partus lama dengan kejadian asfiksia pada bayi baru lahir di rsu bahteramas provinsi sulawesi tenggara tahun 2016. Poltekkes Kemenkes Kendari. Palupi, J., & Maryanti, S. A. (n.d.). Resiko Kejadian Asfiksia Neonatorum pada Ketuban Pecah Dini di Rumah Sakit Kalisat Jember. Jurnal Midwifery Zigot, 3(1), 1–6. Rindayati, R., Nasir, A., & Astriani, Y. (2020). Gambaran Kejadian dan Tingkat Kecemasan pada Lanjut Usia. Jurnal Kesehatan Vokasional, 5(2), 95–101. Safari, F. R. N. (2017). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Ketuban Pecah Dini Di Rumah Sakit Umum H. Abdul Manan Simatupang Tahun 2016. Wahana Inovasi, 6(2), 149–156. Sari, A. K., Sincihu, Y., & Ruddy, B. T. (2018). Tingkat Asfiksia Neonatorum Berdasarkan Lamanya Ketuban Pecah Dini pada Persalinan Aterm. Jurnal Ilmiah Kedokteran Wijaya Kusuma, 7(1), 84–92. Sesarea, s. (2020). Health sciences journal. Suryani, t. E. (2018). Hubungan ketuban pecah dini (kpd) dengan kejadian asfiksia neonatorum. Jurnal Kebidanan Besurek, 3(1), 1–10. Tria Yulanda Agustina, P., & Naningsih, H. (2017). Hubungan ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksia neonatorum di rsud kota kendari provinsi sulawesi tenggara tahun 2017. Poltekkes kemenkes kendari. Uswatun, A. (2021). Hubungan Ketuban Pecah Dini Dengan Kejadian Asfiksia Pada Bayi Baru Lahir Di RSUI PKU Muhammadiyah Delanggu. INVOLUSI: Jurnal Ilmu Kebidanan, 11(1), 1–8. Wahyuni, F. S. (2017). Hubungan Faktor Ibu dengan Kejadian Asfiksia di RSUD Kota Bogor. Jurnal Bidan, 3(2), 38–44. Wiwin, N. W. (2020). Hubungan Usia Ibu dan Asfiksia Neonatorum dengan Kejadian Respiratory Distress Syndrome (RDS) pada Neonatus di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Borneo Student Research (BSR), 1(3), 1824–1833.id_ID
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/2098
dc.description.abstractLatar belakang : Asfiksia neonatorum merupakan kondisi atau keadaan dimana bayii tidak dapat segera bernafas secara spontan dan teratur setelah bayi tersebut dilahirkan. WHO juga menyatakan bahwa setiap tahunya 120 juta bayi lahir di dunia 4 juta bayi lahir mati dan 4 juta lainya meninggal dalam usia 30 hari.sebanyak 3,6 juta (3%) dari 120 juta bayi terjadi di negara-negara yang sedang berkembang.kematian bayi sangat memprihatinkan ,yang dikenal dengan fenomena 2/3. Penyebab utama kematian neonatal adalah asfiksia neonatorum (27%) setelah (29%) (lubis & kurnia,2016). Tujuan : untuk mengetahui hubungan antara kejadian ketuban pecah dini dengan kejadian asfiksianeonatorum yang berdasarkan studi empiris atau literature review yang diterbitkan lima terakir. Metode penelitian : metode yang digunakan dalam penelitian menggunakan dari beberapa jurnal penelitian kemudian dikumpulkan dan disimpulkan dengan meliputih, tahun, tujuan penelitian, instrument dan kesimpulan. Hasil penelitian : berdasarkan hasil analisis dat dengan menggunakan literature rewiew. Kesimpulan: ada hubungannya pecah ketuban dini dengan asfiks. Ketuban pecah dini akan mengakibatkan terjadinya oligohidramnion, kondisi ini akan mempengaruhi janin karena sedikitnya volume air ketuban akan menyebabkan tali pusat tertekan oleh bagian tubuh janin akibatnya aliran darah dari ibu ke janin berkurang sehingga bayi mengalami hipoksia atau gangguan pertukaran oksigen (02) hingga fetal distrees dan berlanjut menjadi asfiksia pada bayi baru lahir.id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectKetuban Pecah Diniid_ID
dc.subjectAsfiksiaid_ID
dc.titleHubungan Kejadian Ketuban Pecah Dini dengan Asfiksia : Literature Reviewid_ID
dc.title.alternativeAssociation Between Premature Rupture of Membranes and Aspyxia : Literature Reviewid_ID
dc.typeOtherid_ID


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record