dc.description.abstract | Latar belakang: Rumah Sakit Jiwa Daerah (RSJD) Atma Husada Mahakam pada tahun 2016 mencatat rata-rata pasien Rawat Inap di RSJD. Atma Husada Mahakam sebanyak 249 orang, Jumlah pasien rata-rata pasien IGD pada tahun 2016 sebanyak 2,57 orang. Jumlah rata-rata pasien di Ruang Belibis pada tahun 2016 sebanyak 77,13 orang, dengan persentase masalah keperawatan di Januari 2016 antaranya Halusinasi 38%, Harga Diri Rendah 5%, Menarik Diri 15%, Waham 1%, Perilaku Kekerasan 35%, dan Defisit Perawatan Diri 6%. Dan persentase masalah keperawatan di Desember 2016 diantaranya Halusinasi 35%, Harga Diri Rendah 7%, Menarik Diri 16%, Waham 1%, Perilaku Kekerasan 36%, dan Defisit Perawatan Diri 5%. Gangguan perilaku kekerasan mengalami peningkatan 1% (Survey Indikator Mutu Pelayanan Ruang Belibis Tahun 2016). Resiko perilaku kekerasan merupakan salah satu respon terhadap stressor yang dihadapi oleh seseorang. Respon ini dapat merugikan baik pada diri sendiri, orang lain, maupun lingkungan. Melihat dampak dari kerugian yang ditimbulkan, maka penanganan klien dengan perilaku kekerasan perlu dilakukan secara cepat dan tepat oleh tenaga-tenaga perawat yang profesional. Risiko perilaku kekerasan, halusinasi, dan harga diri rendah, dengan 55% mengalami kekambuhan karena tidak patuh minum obat.
Tujuan analisis ini Penulisan Karya Ilmiah Akhir-Ners ini bertujuan untuk melakukan analisa terhadap kasus kelolaan pada klien resiko perilaku kekerasan dengan inovasi intervensi Acceptance and Commitment Therapy (ACT) terhadap kepatuhan minum obat di Ruang Belibis RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda. Hasil analisis ditemukan penurunan gejala resiko perilaku kekerasan dan meningkatkan kemampuan untuk patuh minum obat. | id_ID |