| dc.identifier.citation | Asih dkk. (2022). Gambaran Kualitas Hidup Pasien Dengan Penyakit Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisis Di RSAU dr. Esnawan Antariksa. Jurnal Kesehatan Mahardika, 9(2), 29–36. https://doi.org/10.54867/jkm.v9i2.123 Dayaningsih & Sari 2021 dalam Rahmadiany. (2023). Penerapan Perawatan Kaki Untuk Meningkatkan Perfusi Perifer Pada Pasien Diabetes Mellitus. 221–226. Fida dkk. (2020). Management Keperawatan Mengurangi Rasa Haus Pada Pasien Dengan Chronic Kidney Disease : 12–19. Gintulangi. (2023). Analisis Asuhan Keperawatan Pada Lansia dengan Gastritis di Panti Griya Lansia Jannati. 1(2). Handini & Hunaifi. (2022). Cognitive Impairment in Patient With Chronic Kidney Disease. Unram Medical Journal, 10(4), 712–721. https://doi.org/10.29303/jku.v10i4.586 Nugroho. (2022). Pengelolaan Gangguan Mineral Tulang pada Penyakit Ginjal Kronik. Jurnal Penyakit Dalam Indonesia, 8(4), 218. https://doi.org/10.7454/jpdi.v8i4.642 Priandini dkk. (2023). Faktor - Faktor yang Berhubungan dengan Kualitas Hidup ( Quality Of Life ) Pasien Gagal Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisa. 7, 3332–3338. Purba & Damanik. (2023). Kualitas Hidup Pasien Di Unit Hemodialisis Evi Ramayanti Purba1 , Derma Wani Damanik2. 6(1), 72–78. Putri dkk. (2022). Volume 5, Nomor 1, Februari 2022. JMTS: Jurnal Mitra Teknik Sipil, 5, i. https://doi.org/10.24912/jmts.v5i1.17649 Sahifa dkk. (2021). Pengiriman Data Berbasis Internet of Things untuk Monitoring Sistem Hemodialisis Secara Jarak Jauh. Jurnal Teknik ITS, 9(2), 4–9. https://doi.org/10.12962/j23373539.v9i2.55650 Saraswati dkk. (2022). Keterbatasan Metode Diagnostik Patologi Anatomik dalam bidang Transplantasi Ginjal di Indonesia. Journal Of The Indonesian Medical Association, 72(4), 151–156. https://doi.org/10.47830/jinma-vol.72.4-2022-879 Sari dkk. (2022). Manajemen Chronic Kidney Disease StageV e.c Diabetes Mellitus Tipe 2: A Case Study. Jurnal Ilmiah Mahasiswa Fakultas Keperawatan, I, 6–13. Srianti dkk 2021 dalam Omega dkk. (2023). Perbedaan tekanan darah intradialisis pada pasien gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisis. Jurnal Keperawatan Cikini, 4(1), 87–93. Suparmo dkk. (2021). Hubungan Kepatuhan Pembatasan Cairan Terhadap Terjadinya Edema Post Hemodialisa Pada Pasien Gagal Ginjal Kronik Di Rumah Sakit Aminah Kota Tangerang. Indonesian Trust Health Journal, 4(2), 522–528. https://doi.org/10.37104/ithj.v4i2.88 Wayunah dkk. (2022). Manajemen haus pada penderita gagal ginjal kronis yang menjalani hemodialisa: a literatur review. Medical-Surgical Journal Of Nursing Research, 1(1), 1–13. Widyantara & Yaminawati. (2020). a Literature Review : Profile of Haemoglobin and Platelet Levels Chronic Renal Failure (Crf) in Pre and Post Hemodialysis. 12(1), 23–29. https://ejournal.umpri.ac.id/index.php/JIK Yenny & Aji. (2021). Efektifitas Chewing Gum Terhadap Sensasi Rasa Haus Dan IDWG Pasien Hemodialisa. 6(9), 1–23. Yoko 2019 dalam Purnamasari dkk. (2023). Jurnal Keperawatan Berbudaya Sehat Gambaran Pengelolaan Hipervolemia pada Gagal Jantung Kongestif di Rumah Sakit. 1(1). Zasra dkk. (2018). Indikasi dan Persiapan Hemodialis Pada Penyakit Ginjal Kronis. Jurnal Kesehatan Andalas, 7(Supplement 2), 183. https://doi.org/10.25077/jka.v7i0.847 | id_ID |
| dc.description.abstract | Latar Belakang : Gagal ginjal kronik didefinisikan sebagai kelainan atau kerusakan ginjal dalam jangka waktu 3 bulan atau lebih serta ditandai dengan penurunan laju filtrasi glomerulus di angka < 15 ml/menit/1,73m2. sehingga pasien harus mendapatkan Terapi Pengganti Ginjal (TPG) agar dapat terus menjalani aktifitas sehari – hari, salah satunya hemodialisa. Pasien CKD selain harus menjalani hemodialisa juga harus dapat memanagement rasa hausnya. Pasien CKD sering mengalami masalah hypervolemia dikarenakan sulit untuk menahan rasa haus, oleh karena itu perlu sekali intervensi inovasi untuk menahan haus pada pasien CKD seperti pemberian obat kumur rasa mint yang dapat menyegarkan mulut dan tenggorokkan pasien. Tujuan : Untuk melakukan analisa kasus kelolaan pada pasien hemodialisa dengan intervensi inovasi pemberian obat kumur rasa mint dalam menurunkan rasa haus di ruang Hemodialisa RSUD Taman Husada Bontang. Metode : Analisis praktik ini menggunakan metode dari wawancara, observasi dan dokumentasi rekam medik pasien. Hasil Penelitian : Selama proses asuhan keperawatan 3 x 4 jam yang didampingi oleh peneliti selama 3 kali pertemuan. Setiap sesi yang dilakukan selama 5 – 10 menit pada pukul 12.30 WITA. Hasil dari intervensi berkumur dengan obat kumur rasa mint pada pertemuan pertama rasa haus pre inovasi 7 (haus berat) post inovasi 6 (haus sedang), BB hari pertama pre inovasi 61,7 Kg post inovasi 58,5 Kg turun 3,2 Kg. Lalu pada pertemuan kedua pre inovasi rasa haus 5 (haus sedang) dan post inovasi 4 (haus sedang) dan BB pre inovasi 60,9 dan post inovasi 58,3 Kg turun 2,6 Kg. Lalu pada pertemuan ke 3 pre inovasi rasa haus 4 (haus sedang) dan pada post inovasi rasa haus 3 (haus ringan) dan BB pre inovasi 58,9 Kg dan post inovasi 57,4 Kg turun 1,9 Kg. Kesimpulan : Didapatkan hasil yang signifikan dari evaluasi inovasi obat kumur rasa mint dapat menurunkan rasa haus pada pasien yang sedang menjalani hemodialysis. | id_ID |
