Show simple item record

dc.contributor.authorSusiyanti, Nur Septi
dc.contributor.authorDirdjo, Maridi M.
dc.date.accessioned2018-04-23T05:19:27Z
dc.date.available2018-04-23T05:19:27Z
dc.date.issued2017-01-30
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/371
dc.description.abstractLatar belakang: Epilepsi adalah kelainan neurologis kronik yang terdapat di seluruh dunia. Epilepsi dapat terjadi pada pria maupun wanita dan pada semua umur. Insiden epilepsi di dunia berkisar antara 33-198 tiap 100.000 penduduk tiap tahunnya. (WHO, 2006) Insiden ini tinggi pada negara-negara berkembang karena faktor risiko untuk terkena kondisi maupun penyakit yang akan mengarahkan pada cedera otak adalah lebih tinggi dibanding negara industri (WHO, 2001; WHO, 2006). Prevalensi epilepsi di Indonesia berkisar antara 0,5-2% (Paryono dkk, 2003). Sekitar 1,1 juta hingga 1,3 juta penduduk Indonesia mengidap penyakit epilepsi (Depkes, 2006). Untuk penderita epilepsi sendiri yang dibawa ke IGD RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda dari bulan Juli hingga bulan Desember tahun 2016 sebanyak 5 orang. RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Merupakan Rumah Sakit tipe A. Didapatkan dalam kurun waktu 1 bulan terakhir yaitu bulan Desember 2016 sampai dengan pertengahan bulan januari 2017 didapatkan 142 pasien anak yang mendapatkan tindakan invasif pemasangan infus. (Register UGD RSUD AWS Samarinda, 2016). Dilihat dari data-data di atas pelaksanaan audio recorded guided imagery merupakan tindakan keperawatan yang sangat jarang dilakukan khususnya pada pasien anak pada saat akan dilakukan tindakan invasif seperti pemasangan infus, sehingga menjadi salah satu faktor yang menyebabkan hospitalisasi traumatik terhadap nyeri yang tinggi, kondisi ini sangat menarik perhatian penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang terapi guided imagery ini. Untuk itu penulis mengangkat judul karya ilmiah akhir ners ini ” Analisis praktik klinik keperawatan pada tingkat nyeri anak usia 7-13 tahun dengan epilepsi saat dilakukan pemasangan infus terhadap pengaruh guided imagery : rekaman cerita audio (audio story recorder) di instalasi gawat darurat RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2017 ”. Intervensi utama KIAN: Guided imagery : rekaman cerita audio terhadap tingkat nyeri pada anak usia 7-13 tahun dengan epilepsi saat dilakukan pemasangan infus di IGD RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Hasil utama KIAN: Dari hasil penerapan pengaruh guided imagery dengan mendengarkan rekaman cerita pada saat pemasangan infus pada pasien menunjukkan penurunan skala nyeri pada skala ringan hingga sedang dengan menggunakan gambar Wong Baker Faces Pain Rating Scale yang ditunjukan pada masing-masing pasien untuk menilai skala nyeri.id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectPasang infusid_ID
dc.subjectGuided imageryid_ID
dc.subjectPemasangan infus pada anakid_ID
dc.subjectRekaman cerita audioid_ID
dc.subjectTingkat nyeriid_ID
dc.subjectEpilepsiid_ID
dc.titleAnalisis Praktik Klinik Keperawatan pada Tingkat Nyeri Anak Usia 7-13 Tahun dengan Epilepsi saat Dilakukan Pemasangan Infus terhadap Pengaruh Guided Imagery : Rekaman Cerita Audio di Instalasi Gawat Darurat RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2017id_ID
dc.title.alternativeAnalysis of Clinical Nursing Practice At the Level of Pain of Children Aged 7 to 13 Years when Done Infusion to the Effects of Guided Imagery : Recordings Audio Storyid_ID
dc.typeOtherid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record