ANALISIS DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PADA PERESEPAN OBAT GOLONGAN STATIN DAN ESTIMASI RISIKO ATHEROSCLEROTIC CARDIOVASCULAR DISEASE (ASCVD) PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI RSUD ABDOEL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA
Abstract
Latar belakang: Pasien dengan diabetes melitus memiliki peningkatan risiko komplikasi kardiovaskular dua hingga empat kali lipat dari mereka yang tidak menderita diabetes, dengan penyakit kardiovaskular aterosklerotik (ASCVD) menjadi penyebab utama kematian. Untuk individu dengan diabetes melitus tipe 2, pedoman ACC/AHA 2018 menyarankan penggunaan statin untuk menurunkan risiko kardiovaskular mereka. Menghitung proyeksi risiko penyakit ASCVD 10 tahun penting untuk menyesuaikan dosis statin dengan kategori risiko kardiovaskular yang berbeda.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji masalah terkait obat statin (DRPs) dan risiko 10 tahun penyakit kardiovaskular aterosklerotik (ASCVD) pada individu dengan diabetes mellitus tipe 2.
Metode: Data dikumpulkan secara retrospektif dari Januari hingga September 2022 dengan menggunakan pendekatan analitik deskriptif non-eksperimental. Total Sampling digunakan, memilih sampel berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Penelitian ini menganalisis DRPs berdasarkan rekomendasi ACC/AHA 2013 dan ACC/AHA 2018.
Hasil: Temuan menunjukkan bahwa simvastatin 20 mg diberikan kepada 9 pasien (82%), sedangkan atorvastatin 20 mg diresepkan untuk 2 pasien (18%). Ada total 4 DRPs, dengan 1 melibatkan underdosis (25%) dan 3 melibatkan obat-obatan yang tidak diresepkan untuk profil medis pasien saat ini (75%). Tiga pasien (27% dari total) diklasifikasikan sebagai risiko rendah untuk ASCVD, empat pasien (36% dari total) diklasifikasikan sebagai risiko sedang, dan empat pasien (36% dari total) diklasifikasikan sebagai risiko tinggi.
Kesimpulan: Penelitian ini menyimpulkan bahwa dari 11 data rekam medik pasien diabetes melitus tipe 2 yang menjalani rawat jalan di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda periode Januari-September tahun 2022, masih belum optimal. Dikarenakan terdapat 4 data yang menyatakan pemberian obat golongan statin belum tepat, sesuai dengan rekomendasi yang dikeluarkan oleh ACC/AHA 2018.