ANALISIS DRUG RELATED PROBLEMS (DRPs) PERESEPAN TERAPI INSULIN PADA PASIEN DIABETES MELITUS TIPE 2 RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH ABDOEL WAHAB SJAHRANIE SAMARINDA
Abstract
Latar belakang: Diabetes melitus (DM) adalah penyakit gangguan metabolisme kronis yang ditandai dengan terjadinya peningkatan kadar gula pada plasma darah (hyperglycemia) secara kronis. Jenis DM tipe 2 adalah yang paling umum dan mencakup sekitar 90% kasus DM di seluruh dunia. HbA1c adalah salah satu parameter yang digunakan untuk menentukan kontrol glikemik yang ideal. Di sisi lain, target kontrol glikemik masih belum tercapai di Indonesia, di mana HbA1c rata-rata > 8% dari target yang diinginkan atau < 7%. Mengingat tingginya prevalensi penderita DM tipe 2, maka hal utama yang diperlukan adalah kontrol kadar glukosa darah.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis masalah yang terkait dengan obat (DRPs) peresepan terapi insulin sebagai pedoman pengelolaan yang dapat menjadi acuan penatalaksanaan pada pasien DM tipe 2 rawat jalan di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda.
Metode: Data untuk penelitian ini dikumpulkan secara retrospektif dari rekam medis pasien DM tipe 2 rawat jalan di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda dengan menggunakan metode analitik deskriptif non-eksperimental selama periode bulan Januari-September tahun 2022. Dengan menggunakan Total Sampling sebagai teknik pengambilan sampel, semua subjek yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi dijadikan sampel. Analisis DRPs menggunakan pedoman American Association of Clinical Endocrinology (AACE) 2020, American Diabetic Association (ADA) 2021 dan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) 2021.
Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa pasien yang diberikan terapi paling banyak adalah monoterapi sebanyak 5 pasien (63%), diantaranya Glargine (Lantus) paling banyak diresepkan dengan persentase 40%. Sedangkan, sebanyak 3 pasien (38%) mendapat terapi kombinasi insulin rapid acting dengan long acting. Hasil analisis DRPs pasien pada peresepan dosis insulin pasien DM tipe 2 dari jumlah peresepan 11 insulin monoterapi dan kombinasi. Berdasarkan pedoman American Association of Clinical Endocrinology (AACE) terdapat underdose 3 dan overdose 3 insulin. Berdasarkan American Diabetic Association (ADA) terdapat overdose 9 insulin. Berdasarkan Perkumpulan Endokrinologi Indonesia (PERKENI) terdapat overdose 7 insulin dari 8 sampel rekam medis. Besarnya ketidaksesuaian dosis insulin pada pedoman yang digunakan pada penelitian ini, disebabkan pada terapi insulin monoterapi maupun kombinasi disesuaikan dengan kondisi tubuh pasien dalam merespon insulin.
Kesimpulan: Penelitian ini menemukan bahwa 5 pasien (63%) dari 8 sampel rekam medis pasien DM tipe 2 rawat jalan di RSUD Abdoel Wahab Sjahranie Samarinda selama periode bulan Januari-September tahun 2022 memiliki peresepan terapi insulin yang berhasil mencapai tujuan pengendalian glikemik.