KARAKTERISASI SIMPLISIA DAN EKSTRAK DAUN SINTRONG (Crassocephalum crepidioides) ASAL PROVINSI KALIMANTAN TIMUR SEBAGAI KANDIDAT OBAT KARIES DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERINYA
Abstract
Latar Belakang: Sintrong (Crassocephalum crepidioides) merupakan tumbuhan hortikultura atau tumbuhan budidaya kebun yang sering dianggap sebagai gulma dan sering dimanfaatkan masyarakat sebagai sayuran. Kandungan kimia daun sintrong yaitu saponin, flavonoid, dan polivenol yang dipercaya dapat mengobati penyakit seperti gangguan pencernaan, obat luka, antimalaria, antidiabetes, sakit kepala, antiinflamasi dan antelmintik.
Tujuan Penelitian: penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai parameter spesifik dan non spesifik pada simplisia dan ekstrak daun sintrong yang berasal dari Provinsi Kalimantan Timur, dan untuk mengetahui aktivitas antibakteri ekstrak daun sintrong pada konsentrasi 10%, 30%, 50%, 70%, 90% dan 100% yang efektif dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans.
Metode Penelitian: Metode penelitian dilakukan secara eksperimental laboratorium dengan tahap awal dari pengambilan bahan tumbuhan yang berasal di Provinsi Kalimantan Timur, selanjutnya dilakukan proses pembuatan simplisia menjadi sediaan ekstrak etanol dari daun sintrong, proses skrining fitokimia, pengujian aktivitas antibakteri dan melakukan karakterisasi pada simplisia daun sintrong dan ekstrak daun sintrong yang meliputi parameter spesifik (Uji makroskopik, mikroskopik, dan kadar sari Larut air dan etanol) dan nonspesifik (kadar.abu total,kadar abu/tidak Larut asam dan susut pengeringan).
Hasil penelitian dan Kesimpulan: Ekstrak daun sintrong positif mengandung senyawa metabolit sekunder: flavonoid, fenol, saponin dan tanin. Ekstrak daun sintrong mempunyai aktivitas antibakteri pada konsentrasi 10%, 30%, 50%, 70%, 90% dan 100% dalam menghambat pertumbuhan bakteri Streptococcus mutans. Hasil karakterisasi simplisia dan ekstrak daun sintrong telah memenuhi persyaratan yang telah ditetapkan pada Materia Medika Indonesia. Ekstrak simplisia dan saripati larut air memiliki proporsi masing-masing 19% dan 26%. Simplisia etanol dan ekstrak daun sintrong memiliki kandungan ekstrak larut masing-masing 22% dan 29%. Baik simplisia daun sintrong maupun ekstrak daun sintrong memiliki kadar abu total masing-masing 15% dan 16%. Kadar abu atau simplisia asam yang tidak larut dalam daun sintrong dan ekstrak daun sintrong berturut-turut adalah 3,5% dan 1%. Simplisia daun sintrong dan ekstrak daun sintrong memiliki nilai susut kering masing-masing 6,28% dan 5,08%.