Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada Pasien Cephalgia Dengan Intervensi Inovasi Efektifitas Aromaterapi Lavender dan Relaksasi Napas Dalam untuk Menurunkan Intensitas Nyeri di Ruang Punai 3 RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong
Abstract
Latar Belakang : Cephalgia sering disebut nyeri kepala adalah sensasi tidak nyaman yang muncul tidak hanya di kepala tetapi juga di wajah, tengkuk, dan leher. Sakit kepala, juga dikenal sebagai cephalgia, biasanya terjadi unilateral. Pada kebanyakan kasus, disertai gejala seperti mual, muntah, dan anoreksia. Terapi non-farmakologis, termasuk pemberian aromaterapi lavender dan relaksasi pernapasan dalam, digunakan dalam penatalaksanaan pasien cephalgia untuk mengurangi intensitas ketidaknyamanan yang mereka alami. Relaksasi merupakan aktivasi saraf parasimpatis, yang mendorong penurunan seluruh fungsi yang ditingkatkan oleh sistem saraf simpatis. Selain itu, relaksasi merangsang peningkatan semua fungsi yang diturunkan oleh saraf simpatis, sehingga mengurangi ketegangan otot. Aromaterapi berpotensi mempengaruhi sistem limbik di otak yang bertugas mengatur perasaan, suasana hati, dan memori. Ini juga mempengaruhi produksi neurohormon seperti endorfin dan ensefalin, yang bertanggung jawab untuk menghilangkan rasa sakit.
Metode Analisis : Pemberian aromaterapi lavender dan relaksasi nafas dalam sebagai bagian dari intervensi keperawatan. Analisis dilakukan di Ruang Punai 3 RSUD Aji Muhammad Parikesit Tenggarong pada tanggal 19 hingga 21 Desember 2023.
Hasil Intervensi : Berdasarkan temuan analisis dapat diambil kesimpulan bahwa hasil intervensi inovatif menunjukkan bahwa pemberian aromaterapi lavender dan relaksasi nafas dalam dapat menurunkan intensitas nyeri dengan tindakan yang dilakukan selama tiga kali berturut-turut. hari, dan tindakan tersebut dapat dilakukan secara mandiri oleh keluarga.