Gambaran Profil Pengobatan dan Analisis Interaksi Obat pada Pasien Gastritis di Rumah Sakit Samarinda
Abstract
Latar Belakang: Kondisi inflamasi yang muncul di mukosa serta submukosa lambung, dan sifatnya akut hingga kronis biasa disebut dengan gastritis. Angka kejadian gastritis di Asia Tenggara adalah berkisar 583.635 dari total populasi setiap tahunnya. Menurut data Dinas Kesehatan Provinsi Kalimantan Timur, penyakit gastritis di provinsi Kalimantan Timur pada tahun 2016 dengan 78.979 kasus atau 5,89% menjadikan gastritis sebagai salah satu dari 10 penyakit banyak diderita. Tahun 2017, gastritis tetap berada diantara 10 penyakit paling banyak diderita, tetapi jumlah kasusnya turun menjadi 59.254 kasus. Interaksi obat terjadi ketika efek dari satu obat diubah oleh kehadiran obat lain. Mengingat luasnya efek samping yang disebabkan oleh interaksi obat, membuat Rumah Sakit bagian instalasi farmasi harus memonitoring terjadinya interaksi obat.
Tujuan penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk melihat profil pengobatan dan interaksi obat pada pasien gastritis di Instalasi Rawat Inap Rumah Sakit Samarinda.
Bentuk penelitian: Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif, pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder berupa rekam medis pasien gastritis. Pengumpulan data dilakukan secara retrospektif. Identifikasi interaksi obat menggunakan situs web Drugs Interaction Checker yaitu Micromedex dan Medscape untuk mengetahui mekanisme interaksi dan tingkat keparahan obat.
Hasil dan kesimpulan penelitian: Pantoprazole menjadi obat yang paling sering digunakan pada profil pengobatan gastritis sebanyak 58 pasien (40%) dengan dosis dan aturan pakai 2 x 40mg. Dari analisis interaksi yang dilakukan diperoleh sebanyak 17 kejadian interaksi obat. Berdasarkan mekanisme, interaksi farmakokinetik sebanyak 9 kejadian (100%), dengan tingkat keparahan minor sebanyak 10 kejadian (58,82%), moderate sebanyak 6 kejadian (35,29%) dan major sebanyak 1 kejadian (5,88%).