dc.identifier.citation | M. Sugeng Budiono, R. S. M. Jusuf dan Andriana Pusparini, 2023. Bunga Rampai Hiperkes & KK. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Ayuba, R.S., Lahay, I.H., dan Wolok, E. 2019. Pengukuran Beban Kerja Fisik Pengrajin Kopiah Keranjang di Desa Batu Layar, Kec. Bongomeme, Kab. Gorontalo. Seminar Nasional Teknologi, Sains dan Humaniora 2019 (SemanTECH 2019), tanggal 7 November 2019. Universitas Negeri Gorontalo. Hancock, P. A. and Meshkati, N. (2021). Human Mental Workload. North Holland: Elsevier Science Publisher Maslach, C., Schaufeli, W.B. & Leiter, M.P. 2022. Job Burnout. Annual Review of Psychology.Vol. 52. Hal: 397–422. Tarwaka., Bakri A. H. S., Sudiajeng L. 2023. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA Press. Tarwaka. 2014. Ergonomi Industri Dasar Dasar Pengetahuan Ergonomi dan Aplikasi di Tempat Kerja. Surakarta: Harapan Press. Silitonga, O. C., 2020. Analisa Kelelahan Kerja pada Pekerja Bagian Gudang di PT. Indomarco Prismatama Batam. Jurnal Comasie, Vol. 3 (3). Hal: 122-130. Suma’mur 5. Higiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja (Hiperkes). Jakarta: Sagung; 2019. Standar Nasional Indonesia (SNI) 7269:2009 mengenai Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Tingkat Kebutuhan Kalori Menurut Pengeluaran Energi. 2021. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Setjen 2022. Tentang Pengelolaan Limbah B3 Peraturan Menteri Lingkungan Hidup Dan Kehutanan Setjen 2022. Tentang Limbah B3 dan Jenis-jenis Limbah B3 Hal. 98. Suma'mur, P., 1989. Ergonomi untuk Produktivitas. Jakarta: CV. Haji Mas Agung. Tarwaka., Bakri A. H. S., Sudiajeng L.2022. Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas. Surakarta : UNIBA Press. Diniaty, D., 2016. Analisis Beban Kerja Fisik dan Mental Karyawan Pada Lantai Produksi di PT. Pesona Laut Kuning. Jurnal Sains, Teknologi dan Industri, II(No. 2), pp. 203-210. Grandjean, E., 2017Fitting the Task to the Man. 4th edt ed. London: Taylor & Francis In. Permatasari, F. I., 2021. Analisis Hubungan Antara Beban Kerja Fisik dan Mental Terhadap Kelelahan (Studi Kasus: PT. ABC seksi Ekstruder. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Surakarta. Bukhori E. Hubungan Faktor Risiko Pekerjaan dengan Terjadinya Keluhan Muskuloskeletal Dosirders (MSDs) pada Tukang Angkut Beban Penambang Emas di Kecamatan Cilograng Kabupaten Lebak. Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta; 2023. Peraturan Menteri Tenaga Kerja Transmigrasi dan Koperasi No.PER.01/Men/1978 tentang Kesehatan dan Keselamatan Kerja dalam Bidang Penebangan dan Pengangkutan Kayu. Marinawati S. Faktor-faktor yang berhubungan dengan keluhan muskuloskeletal pada pekerja pemanen kelapa sawit di Desa Rantau Rasau Kecamatan Rantau Rasau Kabupaten Tanjung Jabung Timur Tahun 2019. Jurnal Stikes Prima Jambi. 2016; Volume 5 No.02 Desember 2022. Anies. Penyakit Akibat Kerja: Berbagai Penyakit Akibat Kerja dan Upaya Penanggulangannya. Jakarta: PT. Elex Media Komputindo; 2021. Suma’mur. Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: CV. Sagung Seto; 2019 | id_ID |
dc.description.abstract | Kelelahan merupakan suatu mekanisme perlindungan tubuh yang bertujuan untuk menghindarkan tubuh dari kerusakan lebih lanjut sehingga tubuh mampu melakukan pemulihan setelah istirahat. Kelelahan kerja adalah suatu penurunan tingkat efisiensi, kinerja dan ketahanan tubuh saat melakukan pekerjaan. Apabila tidak segera ditangani akan menimbulkan dampak lain seperti kecelakaan kerja. Desain penelitian ini adalah penelitian secara observasional dengan menggunakan metode kualitatif. Peneliti akan mengobservasi, mengumpulkan data, melakukan pengukuran tekanan darah dengan menggunakan tensi meter, mewawancarai dan mengajukan kuesioner IFRC kepada responden untuk mengetahui tingkat kelelahan kerja yang di alami para pekerja tenaga sanitasi. Kuesioner ini terdiri dari 30 pertanyaann. populasi responden terdiri dari 30 orang, 9 orang tenaga sanitasi lapangan, 21 orang sanitarian bagian kantor. Kelelahan kerja pada sanitarian lapangan masuk dalam klasifikasi tinggi dalam persentase (88,8%) sedangkan (11,1%) masuk dalam klasifikasi sangat tinggi hal ini berhubungan dengan beban kerja yang dirasakan. dalam tingkat kelelahan kerja tinggi rata-rata memiliki tekanan darah normal dengan rentan usia 20-35 tahun, sedangkan sanitarian bagian kantor masuk dalam tingkat kelelahan sedang dengan persentase (19,04% ), tingkat kelelahan tinggi (71,42%), dan tingkat kelelahan sangat tinggi (9,52%) dengan mendominasi (61,90%) memiliki tekanan darah normal, (33,33%) mengalami hipertensi, dan (4,76%) mengalami hipotensi. Kelelahan kerja yang dirasakan tenaga sanitasi lapangan yaitu masuk dalam tingkat kelelahan dengan klasifikasi tingkat tinggi dan sangat tinggi, hal ini berhubungan dengan aktivitas kerja yang dirasakan seperti terpapar suhu panas dengan waktu yang cukup lama, berada diluar ruangan hal ini menyebabkan tekanan darah naik sehingga mengalami hipertensi. sanitarian bagian kantor mengalami tingkat kelelahan sedang, tinggi dan sangat tinggi hal ini sesuai dengan posisi kerja, dan beban kerja yang di rasakan serta faktor usia, pola hidup mempengaruhi kelelahan kerja dan tekanan darah. | id_ID |