Show simple item record

dc.contributor.authorIndriani, Selvia
dc.date.accessioned2025-01-23T07:12:17Z
dc.date.available2025-01-23T07:12:17Z
dc.date.issued2023-07-07
dc.identifier.citationAnam, K., Tahir, T., & Ilkafah, I. (2020). The Nutritional Status Sensitivity of the Assessment of Nutritional Status Based on Mini Nutritional Assessment (MNA) Was Compared with Patient-Generated Subjective Global Assessment (PG-SGA) in Cancer Patients Undergoing Chemotherapy in RSUP Dr Wahidin S. NurseLine Journal, 4(2), 76. https://doi.org/10.19184/nlj.v4i2.11234 Audaya, I. R., Febriana, D., Yanti, S. V., & Hadi, N. (2022). Pengukuran Status Gizi pada Lanjut Usia. Idea Nursing Journal, 13(1), 54–64. Chowdhury, S., & Chakraborty, P. pratim. (2017). Universal health coverage ‑ There is more to it than meets the eye. Journal of Family Medicine https://doi.org/10.4103/jfmpc.jfmpcdiskominfo.kaltimprovkesehatan. (2022). No Title. Tiga Kabupaten Dan Kota Di Kaltim Tertinggi Kasus TBC. https://diskominfo.kaltimprov.go.id/ Fatimah, S. H., Cahyawati, W. A. S. N., & Panghiyangani, R. (2023). Hubungan Nilai Mini Nutritional Assessment (Mna) Dengan Lama https://doi.org/10.20527/ht.v5i3.7735 Fatriany, E., & Herlina, N. (2020). Hubungan antara Status Gizi dengan Kejadian Tuberkulosis Paru di Puskesmas: Literature Review. Borneo Student Research, 2(1), 158–165. Fitri, L. D. (2018). Kepatuhan Minum Obat pada Pasien Tuberkulosis Paru. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat, 7(01), 33–42. https://doi.org/10.33221/jikm.v7i01.50 Iwata, Y., & Uchida, K. (2015). Faktor Risiko dan Potensi Penularan Tuberkulosis Paru di Kabupaten Kendal, Jawa Tengah. Kesehatan Lingkungan Indonesia, 14(534), 382– 386. Kaiser, M. J., Bauer, J. M., Ramsch, C., Uter, W., Guigoz, Y., Cederholm, T., Thomas, D. R., Anthony, P., Charlton, K. E., Maggio, M., Tsai, A. C., Grathwohl, D., Vellas, B., & Sieber, C. C. (2009). Validation of the Mini Nutritional Assessment short-form (MNA®-SF): A practical tool for identification of nutritional status. Journal of Koulentaki, M., Drygiannakis, I., Mantaka, A., Moschapidakis, E., Chalkiadaki, A., Augoustaki, A., Spyridaki, A., Kouroumalis, E., & Markaki, A. (2022). Nutritional Assessment of Greek Liver Cirrhosis Patients: Mini Nutritional Assessment Predicts Mar’iyah, K., & Zulkarnain. (2021). Patofisiologi penyakit infeksi tuberkulosis. In Prosiding Mortality.Healthcare(Switzerland), 10(5),1–11. Nutrition, Health and Aging, 13(9), 782–788. https://doi.org/10.1007/s12603-0090214-7 Pusat Statistik Kalimantan Timur, B. (2021). BPS Kaltim. https://kaltim.bps.go.id/ Rahmi Novita Yusuf, N. (2018). Hubungan Status Gizi Dengan Kejadian Tb Paru. Jurnal Kesehatan Saintika Meditory Jurnal Kesehatan Saintika Meditory, 1(August),79–88. Riskesdas,RI.(2022).Riskesdas,RI.https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilismedia/20230331/3942688/deteksi-tbc-capai-rekor-tertinggi-di-tahun-2022/ Rosyida et al. (2015). Kepatuhan Pasien pada Penggunaan Obat Antidiabetes dengan Meode Pill-Count dan MMAS-8 di Puskesmas Kedurus Surabaya. Jurnal Farmasi Komunitas, 2(2), 36–41. Seminar Nasional Biologi, 7(1), 88–92. http://journal.uinalauddin.ac.id/index.php/psb Yayasan KNCV Indonesia (2022) – Untuk Indonesia Bebas TBC.https://yki4tbc.org/laporankasus-tbc-global-dan-indonesia-2022/ Yuniar, I., & Lestari, S. D. (2017). HUBUNGAN STATUS GIZI DAN PENDAPATAN TERHADAP KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU Berdasarkan data Dinas Kesehatan Provinsi Kebumen pada tahun 2015 adalah status gizi . Status gizi adalah salah status sosial ekonomi . Pendapatan per salah satu faktor yang berhubung. Jurnal Perawat Indonesia, 1(1), 18–25. Astari Putri, W., M, Melatiunir, S., & Christianto, E. (2014). Gambaran Status Gizi Pada Pasien Tuberkulosis Paru (Tb Paru) Yang Menjalani Rawat Inap Di Rsud Arifin Achmad Pekanbaru. Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents, 3(2), 1–16. Eddy Roflin, dkk. (2020). Faktor Risiko TB di Kota Palembang 2020. In Paper Knowledge . Toward a Media History of Documents. Kemenkes RI. (2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar Tahun 2018. Kementrian Kesehatan RI, 53(9), 1689–1699. Kondoy, P. P. H., Rombot, D. V., Palandeng, H. M. F., & Pakasi, T. A. (2014). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kepatuhan Berobat Pasien Tuberkulosis Paru di Lima Puskesmas di Kota Manado. Jurnal Kedokteran Komunitas Dan Tropik, II, 1–8. RAJANA, Rijja, dr. Iswanto, SpP, F. (2008). Faktor-faktor risiko gagal konversi dahak setelah pengobatan dengan strategi dots tahap intensif di Kabupaten Halmahera Tengah tahun 2008. http://etd.repository.ugm.ac.id/penelitian/detail/39140 Syapitri, H., Sipayung, N. P., & Simamora, M. (2018). Side Effects the Drugs and Nutritional Status of the Bta Conversion Failure in Lung Tuberculosis Patients. Indonesian Nursing Journal of Education and Clinic (Injec), 2(2), 263. https://doi.org/10.24990/injec.v2i2.41 Wulandari, Dewi HapsariAssosiated, F., Patiens, C., Tuberculosis, L., Swallowing, T., At, D., Sehat, R., & Hospital, T. (2015). Analisis Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kepatuhan Pasien Tuberkulosis Paru Tahap Lanjutan Untuk Minum Obat di RS Rumah Sehat Terpadu Tahun 2015. Jurnal Administrasi Rumah Sakit Indonesia, 2(1), 17–28. https://doi.org/10.7454/arsi.v2i1.218id_ID
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/4483
dc.description.abstractTujuan Studi: Mengetahui apakah terdapat hubungan antara status gizi dan kepatuhan konsumsi OAT dengan kegagalan pengobatan TB pada pasien TB di Kecamatan Samarinda Ulu. Metodologi: Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional. Populasi dari penelitian ini adalah pasien TB yang termasuk dalam wilayah Kecamatan Samarinda Ulu sebanyak 124 pasien dengan sampel sebanyak 95 pasien yang diambil dengan menggunakan teknik stratified random sampling. Variabel yang diteliti ialah status gizi dan kepatuhan konsumsi OAT dengan kegagalan pengobatan TB pada pasien TB. Data diperoleh menggunakan pengisian lembar kuesioner MNA (Mini Nutrition Assesment) dan lembar kuesioner MMAS-8 (Morisky Medication Adherence Scale). Uji statistik dalam penelitian ini menggunakan chi square dengan α 0.05%. Hasil: Hasil penelitian terhadap 95 responden di Kecamatan Samarinda Ulu menunjukan bahwa penyakit TB paling banyak menyerang kelompok rentan umur 26-45 tahun sebanyak 38 orang (40,0%) dengan mayoritas laki-laki sebanyak 50 (52,6%), 55 (57,9%) responden berpendidikan SMA, 25 (26,3%) responden mempunyai pekerjaan tertinggi sebagai pegawai swasta, dan 40 (42,1%) responden berpendapatan rendah. Hasil penelitian menunjukan status gizi pasien TB paling berisiko mengalami malnutrisi yaitu 52 orang (54,7%) dengan nilai p-value = 0.738 dan terdapat 58 orang (61,1%) tidak mematuhi aturan konsumsi OAT dengan nilai p-value = 0.844. Kesimpulan: Tidak terdapat hubungan antara status gizi dengan kegagalan pengobatan pada pasien TB di Kecamatan Samarinda Ulu. Tidak ada hubungan antara kepatuhan konsumsi OAT dengan kegagalan pengobatan pada pasien TB di Kecamatan Samarinda Ulu. Peneliti merekomendasikan dalam mempercepat kesembuhan pasien tuberkulosis, pasien harus memperhatikan status gizi dan tetap mengkonsumsi OAT sebagai langkah awal penyembuhan tuberkulosis.id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectStatus Giziid_ID
dc.subjectKepatuhan Konsumsi OATid_ID
dc.subjectKegagalan Pengobatanid_ID
dc.subjectTuberkulosisid_ID
dc.titleHubungan Status Gizi dan Kepatuhan Konsumsi OAT dengan Kegagalan Pengobatan TB pada Pasien TB di Kecamatan Samarinda Uluid_ID
dc.title.alternativeAssociation Between Compliance to Tuberculosis Treatment and Nutritional Status with Treatment Failure Among Tuberculosis Patients in Samarinda Ulu Districtid_ID
dc.typeSkripsiid_ID


Files in this item

Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail
Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record