DAMPAK KRISIS PELANGGARAN HAM PADA ETNIS MUSLIM UIGHUR DI XINJIANG PADA HUBUNGAN AMERIKA SERIKAT DAN TIONGKOK
Abstract
Penelitian ini mengeksplorasi sejarah awal mula permasalahan di Tiongkok,
termasuk pelanggaran HAM yang terjadi terhadap etnis Muslim Uighur di Xinjiang.
Selanjutnya, penelitian fokus pada respons AS terhadap pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh Tiongkok di Xinjiang, membahas krisis pelanggaran HAM pada etnis
Muslim Uighur di wilayah tersebut, serta menganalisis dampaknya terhadap hubungan
Amerika Serikat dan Tiongkok pasca krisis Uighur. Penelitian ini mengadopsi metode
kualitatif, yang menonjolkan proses dan makna, menghasilkan data deskriptif berupa
kata-kata, lisan, dan perilaku yang dapat diamati. Pendekatan ini digunakan untuk
menjelaskan kebijakan luar negeri AS terkait kebijakan kemp-redukasi yang dilakukan
oleh pemerintahan Tiongkok di Xinjiang. Dalam konteks isu etnis Uighur, negara
negara seperti Arab Saudi dan Uni Emirat Arab, yang merupakan sekutu dekat AS di
Timur Tengah, justru memberikan dukungan kepada Tiongkok. Dukungan ini
didasarkan pada pandangan bahwa kamp re-education bagi etnis Uighur merupakan
upaya Tiongkok dalam menangani isu terorisme, ekstremisme, dan separatisme yang
dianggap sebagai ancaman global. Penelitian ini memberikan gambaran komprehensif
mengenai krisis Uighur, reaksi internasional terhadap pelanggaran HAM yang
dilakukan oleh Tiongkok, serta implikasi geopolitik dan hubungan bilateral antara AS
dan Tiongkok. Dengan penekanan pada perlunya penegakan hak asasi manusia,
penelitian ini mengajukan seruan untuk pertanggungjawaban terhadap pelanggaran
yang dialami oleh Muslim Uighur.

