Hubungan Kualitas Tidur Terhadap Depresi pada Pasien dengan Hemodialisis di Rumah Sakit Kalimantan Timur
Abstract
Pendahuluan: Kondisis jangka panjang yang terjadi di ginjal dan mempengaruhi keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh dikenas sebagai gagal ginjal kronik. Kondisi lanjutan ginjal membutuhkan peganggi ginjal permanen, yaitu transpalntasi ginjal dan hemodialisa. Penderita gagal ginjal kronik yang melakukan hemodialisa merasakan efek fisik, biologis, psikologis, dan sosial. Pasien hemodialisis dapat mengalami efek psikologis seperti stres, kecemasan, dan depresi. Suatu masalah mental yang dikenal sebagai depresi memiliki tanda-tanda seperti merasa harga diri rendah, sedih, dan kehilangan konsentrasi. Selain itu, depresi dapat mengganggu aktivitas sehari-hari, seperti mengganggu tidur dan makan.
Tujuan: Untuk mendapatkan pemahaman tentang hubungan antara kualitas tidur terhadap depresi penderita yang melakukan hemodialisis di rumah sakit Kalimantan Timur.
Metode: Penelitian yang bersifat kuantitatif dan memakai pendekatan deskriptif analitik dengan pendekatan cross-sectional. Penelitian dilaksanakan pada penderita yang melalui hemodialisis di rumah sakit Kalimantan dengan teknik sampel secara Cluster Random Sampling. Jumlah total responden adalah 225 orang. Instrument penelitian menggunakan kuesioner. Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara dan mengisi kuesioner. Analisa data yang digunakan ialah uji Chi Square.
Hasil Penelitian: Hasil signifikan penelitian ini ialah terdapat hubungan antara kualitas tidur terhadap depresi pada pasien yang melakukan hemodialisis. Nilai yang dihasilkan adalah 0,000 (p<0,05). Maka dapat disimpulkan adanya hubungan yang sifnifikan antara variabel kualitas tidur dengan variabel depresi pada penderita dengan hemodialisis di rumah sakit Kalimantan Timur.
Kesimpulan: Adanya hubungan kualitas tidur terhadap depresi pada penderita dengan hemodialisis di rumah sakit Kalimantan Timur.

