Show simple item record

dc.contributor.authorAsnodisi, Pramita
dc.contributor.authorGhozali, Ghozali
dc.contributor.authorWinarti, Yuliani
dc.date.accessioned2018-05-21T08:35:54Z
dc.date.available2018-05-21T08:35:54Z
dc.date.issued2015-08-22
dc.identifier.citationAntonius, W., K. 2005 Kebijakan Pemberantasan Wabah Penyakit Menular: Kasus Kejadian Luar Biasa Demam Berdarah Dengue (KLB DBD), diakses tanggal 20 Agustus 2015 (http://www.theindonesianinstitute .com/index.php/publikasi/policy-assessment/210- kebijakanpemberantasan -wabah-penyakit- menular-kasus-kejadian-luar-biasa-demam-berdarah-dengue-klb-dbd). Ayuningtyas, E. D. Perbedaan Keberadaan Jentik Aedes aegypti Berdasarkan Karakteristik Kontainer di Daerah Endemis Demam Berdarah Dengue (DBD) Kelurahan Bangetayu Wetan Kota Semarang. 2013. Barrera, R., et. al. 2011. Population Dynamics Of Aedes aegypti and Dengue as Influenced by Weather and Human Behavior in San Juan, Puerto Rico, Plos Neglected Tropical Disease, 5 (12): 1-9. BPPN. 2006. Kajian Kebijakan Penanggulangan (Wabah) Penyakit Menular (Studi Kasus DBD). Direktorat Kesehatan dan Gizi Masyarakat Badan Perencanaan Pembangunan Nasional. Benvie. 2005. Hubungan 3M dan 3M plus dengan Demam Berdarah Dengue (DBD) di Wilayah Kerja Puskesmas Maricayya Selatan. FKM: UNHAS. Makassar. Budiyanto, A. Studi Indeks Larva dan Hubungannya Dengan PSP Masyarakat tentang DBD di Kota Palembang Tahun 2005. http://www.Litbangdepkes.go.id/lokbaturaja/dwnload/artikel%20%kontainer%20%202005 diakses 15 Agustus 2015. Dewi, dkk. 2013. Hubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Keberadaan Larva Aedes Aegypti di Wilayah Endemis DBD Kelurahan Kassi-Kassi Kota Makassar. Jurnal Kesehatan Lingkungan. Vol.9, Hal. 301-307. _______. 2014. Profil Kesehatan Kota Samarinda tahun 2014. Samarinda: Dinkes Kota Samarinda. _______. 2015. Data DBD Kota Samarinda tahun 2006-2015. Samarinda: Dinkes Kota Samarinda. Fathi, dkk. Peran Faktor Lingkungan dan Perilaku terhadap Penularan DBD di Kota Mataram. Jurnal Kesehatan Lingkungan, Vol. 2, No. 1, Juli 2005. Fatimah. 2006. Perbedaan Faktor-Faktor Risiko Yang Mempengaruhi Keberadaan Jentik Vektor Aedes Aegypti dan Aedes Albopictus di Puskesmas Buntapan. FKM: UNHAS. Makassar. Gama, A., dan Fazizah B. R. 2010. Analisis Faktor Risiko Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Desa Mojosongo Kabupaten Boyolali. Eksplanasi vol. 5, No. 2, Oktober 2010. _______. 2010. Penemuan dan Tatalaksana Penderita Demam Berdarah Dengue. Jakarta. _______. 2010. Demam Berdarah Dengue. Buletin Jendela Epidemiologi. Pusat Data dan Surveilans Epidemiologi Kementrian Kesehatan RI. Jakarta. _______. 2012. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2011. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. _______. 2014. Profil Data Kesehatan Indonesia Tahun 2013. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia: Jakarta. Lintang, S., D., dkk. 2010. Perbedaan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M Plus di Kelurahan Percontohan dan Non Percontohan Program Pemantauan Jentik Rutin Kota Semarang. Jurnal Entomologi Indonesia, ISSN: 1721-6781. Mardiana, R. 2010. Panduan Lengkap Kesehatan : Mengenal, Mencegah dan Mengobati Penularan Penyakit Infeksi. Yogyakarta: Citra Pustaka. Noor, N. N. 2008. Epidemiologi. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Pham, H. V., et. al. 2011. Ecological Factors Associated with Dengue Fever In a Central Highlands Province. Vietnam. Sembel, D. T., 2009. Entomologi Kedokteran. Yogyakarta: CV Andi Offset. Setyobudi, A. 2011. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Keberadaan Jentik Nyamuk di Daerah Endemik DBD di Kelurahan Sananwetan Kecamatan Sananwetan Kota Blitar, Makalah disajikan dalam Seminar Nasional Peran Serta Masyarakat dalam Pencapaian MDG’s di Indonesia FKM UNSIL. April, hal 273-281. Silvia, S., W. 2007. Hubungan Antara Keberadaan Jentik dan Praktik Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kecamatan Tanjung Pinang Timur Kota.Jurnal Kesehatan Lingkungan Vol. 4, No. 3, Hal: 133-137. Singh, R.K.,et al. 2011, Aedes aegypti indices and KAP study in Sangam Vihar, South Delhi, During the XIX Commonwealth Games, New Delhi, 2010, Dengue Bulletin, Volume 35, 2011, Hal 131-137. Sitti. B. dan Hidayah N. 2011. Hubungan Antara Tempat Perindukan Nyamuk Aedes Aegypti Dengan Kasus Demam Berdarah Dengue Di Kelurahan Penajam Kecamatan Penajam Kabupaten Penajam Paser Utara, J. Trop. Pharm. Chem. Vol 1. No. 2, hlm 153-160. Indonesia. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta. Sulina, P., W. 2012. Hubungan Keberadaan Jentik Aedes Aegypti dan Pelaksanaan 3M Plus dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) di Lingkungan XVIII Kelurahan Binjai Kota Medan. FKM: USU. Medan. Sumantri, A. 2010. Kesehatan Lingkungan dan Perspektif Islam. Kencana: Jakarta. Suryadi, dkk. 2010. Hubungan Faktor Lingkungan Dengan Tingkat Endemisitas Demam Berdarah Dengue (DBD) Di Kota Makassar. FKM: UNHAS. Makassar. Sutaryo. 2005. Dengue. Yogyakarta: Medika FK UGM. Syarief, A. 2010. Beberapa Faktor Yang Mempengaruhi Keberadaan Larva Aedes Aegypti dan Aegypti Albopictus di Wilayah Puskesmas Tarakan Kota Makassar. FKM: UNHAS. Makassar. WHO. 2009. Dengue: guideline for diagnosis, treat-ment, prevention and control. Geneva: WHO Press. Yatim, Faisal. 2007. Macam-Macam Penyakit Menular dan Cara Pencegahannya. Jilid 2. Jakarta: Pustaka Obor Populer. Zulaikhah, U. 2014. Hubungan Pengetahuan Masyarakat Terhadap Praktik Pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) Pada Masyarakat di RW 022 Kelurahan Pamulang Barat. FKIK Universitas Islam Syarief Hidayatullahh: Jakarta.id_ID
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/478
dc.description.abstractIntisari : Penyakit demam berdarah dengue merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat penting di Indonesia dan sering menimbulkan suatu letusan kejadian luar biasa (KLB) dengan kematian yang besar. Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Berdasarkan data tahun 2015 dari Dinas Kesehatan Kota Samarinda, Samarinda Ulu merupakan kecamatan dengan jumlah kasus DBD tertinggi. Dari dua puskesmas yang ada di Samarinda Ulu yang paling banyak melaporkan kasus DBD adalah Puskesmas Air Putih dengan Jumlah 75 kasus. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara keberadaan jentik dengan kejadian Demam Berdarah Dengue di Wilayah Kerja Puskesmas Air Putih. Penelitian yang dilaksanakan merupakan jenis penelitian survei analitik dengan pendekatan case control study dengan 27 untuk kasus dan 27 untuk kontrol sehingga sampel menjadi 54. Pemilihan sampel menggunakan teknik Total Sampling. Pada penelitian ini menggunakan uji statistik korelasi Chi Square. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara keberadaan jentik dengan kejadian Demam Berdarah Dengue p = 0.582 (p > 0.05). Tidak ada hubungan antara kejadian Demam berdarah Dengue (DBD) dengan keberadaan jentik Di wilayah kerja puskesmas Air putih kecamatan Samarinda Ulu tahun 2015.id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectDBDid_ID
dc.subjectKeberadaan jentikid_ID
dc.titleHubungan Kejadian Demam Berdarah Dengue (DBD) dengan Keberadaan Jentik di Wilayah Kerja PUSKESMAS Air Putih Kecamatan Samarinda Uluid_ID
dc.title.alternativeRelationship between Incidence of Dengue Haemorrhagic Fever and the Existence of Larva in the Working Area of PUSKESMAS Air Putih District of Samarindaid_ID
dc.typeSkripsiid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record