Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kualitas Hidup Insan Pasca Stroke di PUSKESMAS Remaja Samarinda
Abstract
Stroke adalah penyebab kecacatan terbesar dan penyebab kematian terbesar kedua di seluruh dunia, setelah penyakit jantung iskemik, baik di negara maju maupun berkembang. Stroke diklasifikasikan sebagai penyakit serebrovaskular, atau penyakit pembuluh darah serebral, yang didefinisikan oleh berkurangnya atau menghambat aliran darah dan oksigen ke otak, yang mengakibatkan kerusakan atau kematian jaringan otak dan gangguan fungsi otak. Aliran darah ke otak dapat terganggu oleh penyempitan arteri otak, oklusi, atau perdarahan. Aspek fisik, emosional, psikologis, kognitif, dan sosial seseorang dapat dipengaruhi secara negatif oleh stroke. Salah satu masalah kesehatan paling umum yang menurunkan kualitas hidup adalah disfungsi motorik. Baik sedang atau intens, aktivitas fisik setiap hari harus dilakukan agar tetap sehat, meningkatkan aliran darah, dan menjadi lebih bugar. Tujuan dari peneliti ini ialah untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kualitas hidup insan pasca stroke di Puskesmas Remaja Samarinda. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional. Jumlah partisipan sebanyak 36 orang dan menggunakan metode total sampling. Kuesioner atau angket digunakan untuk mengumpulkan data. Distribusi frekuensi dan uji Peringkat Spearman digunakan sebagai uji statistik . Didapatkan 50,0% aktivitas fisik ringan dan 55,6% kualitas hidup yang tinggi, menurut hasil tes statistik Spearman Rank, yang memiliki nilai p 0,001. Di Puskesmas Remaja Samarinda, terdapat korelasi antara aktivitas fisik dan kualitas hidup. Mayoritas responden mengklasifikasikan aktivitas fisik mereka sebagai ringan, dan kualitas hidup mereka sebagai positif.

