Hubungan Tingkat Stres dan Pola Asuh Orang Tua dengan Kejadian Obesitas pada Remaja di SMP Kota Samarinda
Abstract
Latar Belakang : Keadaan penimbunan lemak yang berlebihan pada tubuh seseorang dikenal sebagai obesitas, dengan indikator utamanya berupa peningkatan Indeks Massa Tubuh (IMT) di atas ambang wajar. Data WHO tahun 2015 menunjukkan bahwa sebanyak 2,3 miliar remaja dengan usia minimal 15 tahun memiliki masalah berat badan berlebih, sementara 700 juta di antaranya termasuk dalam kategori obesitas. Munculnya obesitas dipengaruhi oleh berbagai unsur, dengan stres menjadi salah satu pemicu utama yang berdampak pada perubahan kebiasaan konsumsi makanan dan keseimbangan sistem hormon dalam tubuh. Peran pola asuh orang tua memiliki dampak signifikan, khususnya dalam pembentukan rutinitas makan dan aktivitas fisik anak pada masa pertumbuhan awal.
Metode : Metode survei (non-eksperimental) dengan pendekatan cross-sectional diimplementasikan dalam penelitian ini. Pengamatan dilaksanakan guna memeriksa keberadaan hubungan yang bermakna di antara dua variabel independen (tingkat stres dan pola asuh orang tua) terhadap variabel dependen (obesitas). Pemeriksaan statistik menggunakan uji chi-square untuk membuktikan keterkaitan antar variabel tersebut.
Hasil : Berdasarkan pengumpulan data yang dilakukan, diperoleh sampel sebanyak 96 siswa(i). Distribusi peserta didik tersebar di tiga sekolah, yakni SMP Negeri 2 dengan jumlah 45 siswa(i), SMP Negeri 16 mencakup 30 siswa(i), serta SMP Negeri 29 melibatkan 56 siswa(i). Dari keseluruhan partisipan, tercatat 54 siswa(i) berada dalam kondisi stres, sedangkan 42 siswa(i) lainnya tidak mengalami stres. Terkait karakteristik pola asuh orang tua, sebanyak 62 siswa(i) diasuh dengan pendekatan demokratis, sementara 26 siswa(i) mendapat pola asuh otoriter, dan 8 siswa(i) dibesarkan dengan gaya permisif. Mengenai status kesehatan, ditemukan 25 siswa(i) tergolong dalam obesitas I, sementara 71 siswa(i) masuk dalam kategori obesitas II.
Kesimpulan : Perhitungan analisis data memperlihatkan bahwa tingkat stres menghasilkan nilai p = 0.032 yang berada di bawah 0.05, sementara pola asuh orang tua menampilkan nilai p = 0.035 yang juga tidak melampaui 0.05. Melalui penerapan uji chiq-square ini, ditemukan adanya hubungan bermakna yang menghubungkan tingkat stres dan pola asuh orang tua terhadap kejadian obesitas pada remaja yang bermukim di Kota Samarinda, Provinsi Kalimantan Timur.

