Show simple item record

dc.contributor.authorHerawati, Deny
dc.contributor.authorWahyuni, Marjan
dc.contributor.authorSuprayitno, Suprayitno
dc.date.accessioned2018-05-30T09:41:12Z
dc.date.available2018-05-30T09:41:12Z
dc.date.issued2015-08-18
dc.identifier.citationFatimah. 2006. Perbedaan faktor-faktor risiko yang mempengaruhi keberadaan jentik vektor Aedes aegypti dan Aedes albopictus di Puskesmas Buntapan. Tesis tidak diterbitkan FKM Unhas Hidayah, N. 2011.Hubungan Tempat Perindukan Nyamuk Aedes Aegypti dengan Kasus Demam Berdarah Dengue di Kelurahan Penajam Kecamatan Penajam. Skripsi tidak diterbitkan FKM Unmul Lintang, S, D. dkk. 2010. Perbedaan praktik PSN 3M Plus di kelurahan percontohan dan non percontohan program pemantauan jentik rutin Kota Semarang. Jurnal Entomologi Indonesia Notoadmodjo, S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Saryono. (2013). Metodologi Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dalam Bidang Kesehatan. Yogyakarta Scott, T.W., & Morrison, A.C., 2002. Aedes aegypti Density and The Risk of Denvir. Departement of Entomology, University of California. Wati, N.A.P. 2009. Perbedaan faktor-faktor risikoyang mempengaruhi keberadaan jentik vektor dengue (Aedes aegypti dan Aedes albopictus) antara desa endemis dan sporadis Kecamatan BanguntapanKabupaten Bantul. Tesis tidak diterbitkan FKM Unhas. WHO. 2012. A Prevention and Control of Dengue and DHF. WHO Regional Public. SEARO and MOH p.7id_ID
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/510
dc.description.abstractLatar Belakang : Demam Berdarah Dengue (DBD) banyak ditemukan di daerah tropis dan subtropis. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan pertama dalam jumlah penderita DBD setiap tahunnya. Berdasarkan laporan dari Dapertemen Kesehatan Republik Indonesia kasus penyakit Demam Brdarah Dengue (DBD) sudah menjadi masalah endemis di Kabupaten, Kecamatan dan Desa/Kelurahan, sehingga sering terjadi berjangkit penyakit DBD di berbagai wilayah di Indonesia hampir di sepanjang waktu dalam satu tahun. Metode yang dipandang sangat efektif dan relatif lebih murah adalah dengan cara melakukan 3M yaitu, menutup tempat penampungan air, menguras tempat penampungan air, dan mengubur barang-barang bekas. Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) 3M dengan keberadaan angka jentik pada HI (House Indeks). Metode : Jenis penelitian yang digunakan adalah observasional dengan desain cross sectional. Populasi adalah seluruh rumah yang ada di Desa Saliki RT.01 sebanyak 147 rumah, dengan jumlah sampel 107 rumah, sampel diambil dengan metode Simple Random Sampling. Data tabel distribusi dan dianalisi statistik dengan uji Chi-Square. Hasil: Penelitian ini menunjukkan bahwa HI (House Indeks) 45.8%, tindakan 3M 30.8%. Penelitan ini menunjukkan bahwa hasil Chi-Square pada 3M dengan HI (House Indeks) diperoleh p=0.065 dan p=0.05 yaitu terdapat ada hubungan. Kesimpulan : Bahwa tidak terdapat hubungan antara 3M dengan HI (House Indeks) di Desa Saliki RT.01 Kecamatan Muara Badak.id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subject3M (Menguras,Menutup,Mengubur)id_ID
dc.subjectHI (House Indeks)id_ID
dc.titleHubungan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) 3M (Menguras, Menutup, Mengubur) dengan Keberadaan Angka Jentik pada House Indeks (HI) di Desa Saliki RT.01 Kecamatan Muara Badakid_ID
dc.title.alternativeRelationship Eradication of Mosquito Breeding (PSN) 3M (Drain, Close, Bury) with the Wxistence of Number Larva on House Indeks (HI) Villages Saliki RT.01 Sub District Muara Badakid_ID
dc.typeSkripsiid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record