Pengaruh Variasi Suhu Lingkungan terhadap Cooling System pada Engine Diesel Excavator PC 50
Abstract
Penelitian ini mengkaji dampak variasi suhu lingkungan terhadap performa sistem pendingin pada engine diesel excavator PC 50. Eksperimen dilakukan dengan mengatur suhu lingkungan dalam tiga tingkat, yaitu 28°C, 32°C, dan 36°C. Data yang dikumpulkan meliputi suhu rata-rata sistem pendingin serta suhu tertinggi yang tercatat pada masing-masing kondisi lingkungan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu lingkungan secara signifikan memengaruhi suhu kerja mesin. Pada suhu lingkungan 28°C, sistem pendingin bekerja dengan efisiensi yang optimal, di mana suhu rata-rata mencapai 56°C dan suhu tertinggi tercatat sebesar 60°C. Ketika suhu lingkungan meningkat menjadi 32°C, suhu rata-rata sistem pendingin naik menjadi 65°C, dengan suhu tertinggi mencapai 68°C. Hal ini menunjukkan adanya peningkatan beban kerja pada sistem pendingin. Pada suhu lingkungan 36°C, suhu rata-rata sistem pendingin meningkat menjadi 66°C, dengan suhu tertinggi tercatat sebesar 69°C, yang mengindikasikan penurunan signifikan dalam efektivitas sistem pendingin. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa sistem pendingin lebih efisien bekerja pada suhu lingkungan yang rendah karena pelepasan panas dapat dilakukan lebih efektif. Sebaliknya, pada suhu lingkungan yang lebih tinggi, efisiensi sistem menurun, sehingga suhu kerja mesin cenderung meningkat dan risiko overheating menjadi lebih besar. Oleh karena itu, penting untuk melakukan perawatan rutin pada sistem pendingin dan mengoptimalkan kinerja komponen untuk memastikan suhu mesin tetap stabil dan menghindari kerusakan akibat overheating.