Show simple item record

dc.contributor.authorOktavia, Wahyu Elsa
dc.contributor.authorHansen, Hansen
dc.contributor.authorRachman, Ainur
dc.date.accessioned2018-05-31T08:11:18Z
dc.date.available2018-05-31T08:11:18Z
dc.date.issued2015-08-13
dc.identifier.citationAhmad, Hiskia. (2001). Kimia Larutan. Bandung: Citra Aditia Bakti. Almatzier. (2005). Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka Baliwati, Y. F., Ali K., & Caroline M. D. (2005). Pengantar Pangan dan Gizi. PT. Penebar Swadaya, Jakarta. Badan Litbangkes Depkes RI, (2008). Riset Kesehatan Dasar 2007, Jakarta. Badan Litbangkes Depkes RI, (2010). Riset Kesehatan Dasar 2010, Jakarta. Chandra W, Maria CH Winarti, H Mewengkang, (2004). Kasus Kontak Tuberkulosis paru di klinik paru Rumah Sakit Umum Pusat Manado, Majalah Kedokteran Indonesia Corwin. Elizabeth J. (2009). Buku Saku Patofisiologi Corwin. Jakarta: Aditya Media Crofton John, dkk. (2006). Tuberkolosis Klinis. Jakarta : Widya Medika TLAC dan PERDHAKI. Dinata O R. (2010). Hubungan Kondisi Rumah terhadap Kejadian Tuberkulosis Paru BTA di Puskesmas Wonorejo Samarinda Tahun 2009. Skripsi tidak dipublikasikan, Samarinda, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman. Indonesia Dinkes Provinsi Kalimantan Timur, (2012). Jumlah Kasus Baru Tb dan Kematian akibat Tb Paru Menuerut Jenis Kelamin Kabupaten/Kota Provinsi Kalimantan Timur Tahun 2012. Bidang P2PL. Dinkes Kaltim. 2012 Dinkes Kota Samarinda. (2015). Cakupan Penemuan Penderita baru BTA Positif Tahun 2014. Samarinda Depkes RI. (1999). Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang Persyaratan Kesehatan Perumahan. Depkes RI. Jakarta Depkes RI. (2007). Pedoman Penyakit Tuberkulosis dan Penanggulangannya Edisi 1 cetakan pertama. Depkes RI. Jakarta Depkes RI, Sub Direktorat TB: WHO (2008): Lembar Fakta Tuberkulosis. http://www.tbindonesia.or.id/pdf/Lembar_Fakta_TB.pdf (Sitasi 10 Februari 2011) Depkes RI. (2009). Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/SK/2009 tentang Pedoman Penanggulangan Tuberkulosis (TB). Depkes RI. Jakarta Depkes RI. (2010). Situasi Epidemiologi TB Indonesia. Jakarta. http:www.tbindonesia.or.id/tbnew/arsip/article/140 (Sitasi 10 Juli 2015) Departemen Permukiman dan Prasarana Wilayah RI. (2002). Keputusan Menteri Permukiman dan sarana Wilayah Nomor 403/KPTS/M/2002 tentang Pedoman Teknis Pembangunan Rumah Sangat Sederhana. Jakarta Dinata, Rika O. (2010). Hubungan Kondisi Rumah terhadap Kejadian Tuberkolosis Paru BTA di Wilayah Kerja Puskemas Wonorejo Samarinda Tahun 2009. Skripsi tidak dipublikasikan, Samarinda, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman. Indonesia Entjang, Indan.(2000). Ilmu kesehatan masyarakat. Bandung : PT Citra Bakti Faizal. Yunus. (2005). Pulmonologi Klinik. Jakata: Balai Penerbit FKUI Fredy T. (2014). Faktor Resiko Kejadian Tb Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Baqa Samarinda Tahun 2014. Skripsi tidak dipublikasikan, Samarinda, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman. Indonesia Gibson, R. S. (2005). Principles of Nutritional Assessment. Second Edition. Oxford University Press Inc, New York. Gould, D dan Brooker, C. (2007). Mikrobiologi Terapan Untuk Perawat. Jakarta: EGC Hartriyanti, Y., & Triyanti. (2007). Penilaian Status Gizi, dalam Gizi dan Kesehatan Masyarakat. PT Raja Grafindo Persada, Jakarta Hastono, S. P. (2007). Analisis Data Kesehatan. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, Depok Kasjono, Heru Subaris. (2011). Penyehatan Pemukiman. Yogyakarta, Gosyen Publishing Kementrian Kesehatan RI, (2010). Rencana Strategis Kementrian Kesehatan tahun 2010–2014, Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No. HK.03.01/160/1/2010, Jakarta. Kementerian Kesehatan RI (2011). Permenkes RI No. 1077 /Menkes /Per/V/2011 tentang Pedoman Penyehatan Udara dalam Ruangan. Kemenkes RI. Jakarta Kementerian Kesehatan RI, (2011). Rencana Aksi Nasional, Pengembangan SDM Pengendalian Tuberkulosis 2011–2014, Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, Jakarta. Kementerian Kesehatan RI, (2011). Terobosan Menuju Akses Universal Strategi Nasional Pengendalian Tuberkulosis di Indonesia 2010–2014, Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan, keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor 565/Menkes?PER/III?2011. Jakarta. Machfoedz, Ircham. (2008). Menjaga Kesehatan Rumah dari Berbagai Penyakit. Yogyakarta: Fitramaya Melisah, Siregar P (2012). Hubungan Karakteristik Rumah dengan Kejadian Penyakit Tuberkulosis Paru di Puskesmas Simpang Kiri Kota Subulussalam Tahun 2012. Jurnal. Fakultas Kesehtan masyarakat Universitas Sumatera Utara. Medan Misnidiarty. (2006). Tuberkulosisi dan Mikrobakterium Atipik. Jakarta: Dian Rakyat. Nix. (2005). William’s Basic Nutrition & Diet Therapy, Twelfth Edition. Elsevier Mosby Inc, USA. Nilhar Nurun N. (2009). Hubungan Kepadatan Hunian, Komponen Rumah, Sarana Sanitasi dan Perilaku Penghuni dengan Kejadian Tb Paru di Wilayah kerja Puskesmas Temindung Samarinda Tahun 2009. Skripsi tidak dipublikasikan, Samarinda, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Mulawarman. Indonesia Nasution S .(2007). Metode Research. PT. Bumi Aksara. Jakarta Nohe, Darna Andi. (2013). Biostatiska 1. Angsana: Bandung Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Promosi Kesehatan Teori dan Praktik. Jakarta : Rineka Cipta Nursalam, (2008). Metodologi Penelitian. Gramedia: Jakarta Putra, Niko R. (2011). Hubungan Perilaku dan Kondisi Sanitasi Rumah dengna Kejadian Tb Paru di Kota Solok Tahun 2011. Skripsi, tidak dipublikasikan, Solok, Fakultas Kedokteran Universitas Andalas. Indonesia Puskesmas Sidomulyo. (2015). Data Penyakit TB Baru BTA Positif tahun 2014. Sasilia. (2013). Faktor-faktor Risiko Penularan Tb Paru Pada Keluarga yang Tinggal serumah di Kabupaten Aceh Timur Tahun 2013. Tesis, tidak dipublikasikan. Medan. Universitas Sumatera Utara. Indonesia Shvoong. Faktor Yang Mempengaruhi Persebaran Mahkuk Hidup, 2012. http://id.shvoong.com diakses pada hari minggu, 18 Maret 2012, pukul 06.00 WITA, Makassar Smeltzer SC, Bare BD, Hinkle JL, Cheever KH, (2008).Text Book of Medical Surgical Nursing.Philadelphia: Lippincott William Walkins Sugiyono, (2010). Statistika untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta Supariasa, I. D. N., Bakhyar, B. & Ibnu F, (2001). Penilaian Status Gizi. Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta. WHO, (2005). Global Tuberculosis Control, WHO Report, Surveillance, Planning, Financing. Geneva. WHO, (2010). WHO Report 2010, Global Tuberculosis Control, WHO Report, Surveillance, Planning, Financing. Geneva.id_ID
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/521
dc.description.abstractLatar Belakang. Tuberkulosis (TB) paru adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri berbentuk batang yaitu Mycrobacterium tuberculosis. TB paru BTA positif merupakan masalah kesehatan yang mendapat perhatian lebih diseluruh dunia. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Seseorang terinfeksi penyakit tb dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain umur, jenis kelamin, pekerjaan, perilaku keadaan sosial ekonomi masyarakat yaitu kemiskinan, kekurangan gizi, rendahnya latar belakang pendidikan (buta huruf), tingginya kepadatan penduduk serta pengaruh dari lingkungan rumah. Tujuan. Mengetahui apakah ada Hubungan Kepadatan Hunian, Kelembaban dan Status Gizi dengan Kejadian Tb Paru BTA Positif di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo. Metode. Penelitian ini merupakan penelitian observasional yaitu metode studi analitik dengan menggunakan disain case control study. Dimana peneliti membandingkan derajat keterpaparan antara yang menderita penyakit Tuberkulosis Paru BTA Positif (Kasus) dengan yang tidak menderita penyakit Tuberkulosis Paru (Kontrol). Teknik Pengumpulan data menggunakan wawancara langsung, lembar observasi dan pengukuran. Dimana sebelumnya instrumen dilakukan uji kalibrasi alat. Teknik analisa data dimulai dari coding data. Kemudian entry data menggunakan SPSS hingga menghasilkan kesimpulan, dimana apakah terdapat hubungan antar variabel. Hasil. Terdapat hubungan antara kepadatan hunian dengan kejadian TB Paru dengan hasil uji chisquare (p<0.05 ; p=0,010) nilai Odds Ratio (OR) sebesar 5,630. Ada hubungan antara Kelembaban udara dengan kejadian TB Paru (p<0.05 ; p=0,043) dengan hasil risiko Odds Ratio (OR) sebesar 4,030. Terdapat hubungan antara status gizi dengan kejadian TB Paru dengan hasil p =0,000) , risiko terkena TB 13,500. Kesimpulan. Ada Hubungan antara kepadatan hunian, kelembaban udara dengan kejadian TB Paru di Wilayah Kerja Puskesmas Sidomulyo Tahun 2015. Sehingga disarankan agar responden diharapkan untuk menambahkan jumlah ventilasi dan jendela serta membuka jendela agar mendapatkan sirkulasi udara yang baik.id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectKepadatan Hunianid_ID
dc.subjectKelembabanid_ID
dc.subjectStatus Giziid_ID
dc.subjectTuberkulosis Paruid_ID
dc.titleHubungan Kepadatan Hunian, Kelembaban Udara dan Status Gizi dengan Kejadian Tuberkulosis Paru Positif di Wilayah Kerja PUSKESMAS Sidomulyo Samarindaid_ID
dc.title.alternativeCorrelation between Settlement Density, Air Humidity and Nutrition Status and the Occurrence of Positive Lung Tuberculosis in the Operational Area of PUSKESMAS Sidomulyo Samarindaid_ID
dc.typeSkripsiid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record