Pertanggungjawaban Pidana Anak sebagai Pelaku Kekerasan Fisik (Analisis Putusan Nomor 5/PID.SUS-Anak/2022/PN.SMR dan Nomor 10/PID.SUS-Anak/2023/PN.BPP)

Abstract

Kasus kekerasan anak semakin sering menjadi sorotan publik. Dalam beberapa kasus, anak-anak juga bisa menjadi pelaku tindak kekerasan terhadap individu lainnya. Fenomena ini menimbulkan berbagai pertanyaan terkait tanggungjawab hukum, pendekatan keadilan, serta perlakuan yang tepat terhadap anak sebagai pelaku tindak pidana. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pertanggungjawaban pidana anak sebagai pelaku kekerasan serta bagaimana pertimbangan Hakim dalam menjatuhkan hukuman pada Putusan Nomor 5/Pid.Sus-Anak/2022/PN.Smr dan Putusan 10/Pid.Sus-Anak/2023/PN.Bpp. Penelitian ini menggunakan metode penelitian hukum normatif, dengan tiga sumber data yakni primer, sekunder, dan tersier. Data didapatkan melalui teknik pengumpulan studi pustaka, dan metode pendekatan perundang-undangan dengan analisis deskriptif kualitatif, serta menarik kesimpulan dengan metode induktif dan deduktif. Dalam penyelesaian rumusan masalah digunakan teori Tanggung Jawab, teori Pemidanaan, teori Keadilan, dan teori Disparitas Pemidanaan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kedua Putusan tersebut telah memperhatikan aspek hukum, sosial, dan psikologis dari anak sebagai pelaku tindak pidana. Akan tetapi, ada beberapa hal yang belum sejalan dengan prinsip perlindungan anak dan pendekatan keadilan restoratif yang diamanatkan oleh Undang-Undang Sistem Peradilan Pidana Anak (UU SPPA).