Hubungan Tingkat Pengetahuan, Status Imunisasi BCG dan Lingkungan Rumah Terhadap Kejadian Tuberkulosis di Wilayah Kerja PUSKESMAS Badak Baru Kabupaten Kutai Kartanegara
Date
2015-02-17Author
Sumirta, Ary
Hidayat, Faried Rahman
Satria, Andri Praja
Metadata
Show full item recordAbstract
Latar Belakang : Tuberkulosis Paru atau yang sering disebut dengan TB Paru adalah infeksi menular yang disebabkan olehbakteri Mycobacterium Tubercolusis. TB Paru merupakan masalah kesehatan, baik dari sisi angka kematian (mortalitas), angka kejadian penyakit (morbiditas), maupun diagnose dan terapinya. Bersama dengan HIV/ AIDS, Malaria dan TB Paru merupakan penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global. Penyakit TB Paru merupakan penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan. Dan salah satu penyebab kematian sehingga perlu dilaksanakan program penanggulangan TB Paru secara berkesinambungan.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan, status imunisasi dan lingkungan rumah (kepadatan hunian rumah, ventilasi rumah dan pencahayaan rumah) terhadap kejadian tuberkulosis di wilayah kerja Puskesmas Badak Baru Kecamatan Muara Badak Kabupaten Kutai Kartanegara.
Metode : Penelitian ini adalah penelitian deskriptif korelasional dengan rancangan cross sectional. Populasi penelitian adalah seluruh penderita TB Paru baik yang TB Paru BTA positif maupun suspekTB di Puskesmas Badak Baru Kecamatan Muara Badak sebanyak 45 orang. Pengambilan sampel pada penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode total sampling dengan jumlah sampel sebanyak 45 orang. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan lembar observasi serta alat ukur cahaya. Data yang terkumpul dianalisis dengan teknik analisis univariat (mean dan persentase) dan analisis bivariat dengan uji chi square.
Hasil penelitian : Teridentifikasi karakteristik responden penelitian yaitu sebagian besar kelompok umur >41 tahun, berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan SMA. Sebagian besar responden mempunyai pengetahuan baik tentang tuberkulosis, dan pernah mendapatkan imunisasi BCG. Hunian rumah tidak padat, ventilasi rumah baik, namun sebagian pencahayaan masih kurang. Diperoleh pula hubungan yang bermakna antara pengetahuan (p=0,014), status imunisasi BCG (p=0,008), dan lingkungan rumah antara lain ventilasi (p=0,000), kepadatan hunian (p=0,007), dan pencahayaan (p=0,005) dengan kejadian tuberkulosis serta variabel yang paling dominan berhubungan adalah variabel ventilasi.
Kesimpulan : Ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan, status imunisasi BCG dan lingkungan rumah antara lain kepadatan hunian, ventilasi dan pencahayaan dengan kejadian tuberkulosis serta variabel yang paling dominan berhubungan adalah variabel ventilasi.