Hubungan Dukungan Keluarga dan Status Pekerjaan dengan Sikap Ibu dalam Pemberian Asi di PUSKESMAS Trauma Center Kecamatan Loa Janan
Abstract
Latar Belakang : ASI adalah makanan pokok untuk bayi, dengan menurut periode menyusui yang direkomendasikan usia 0 – 6 bulan. Untuk keberhasilan menyusui dibutuhkan dukungan dari berbagai pihak. Keluarga adalah orang terdekat ibu. Dukungan keluarga dibutuhkan untuk kedamaian, ketenangan, dan kenyamanan ibu yang dapat meningkatkan produktivitas ASI. Peran wanita di dunia kerja sudah cukup baik. Dan yang patut menjadi perhatian dalam peningkatan tersebut adalah masuknya wanita menikah ke dalam angkatan kerja. Banyak isu terkait hal tersebut yang menjadi salah satu faktor penghambat kesuksesan menyusui.
Tujuan : Mengetahui hubungan dukungan keluarga dan status pekerjaan dengan sikap ibu dalam pemberian ASI di Puskesmas Truma Center Kecamatan Loa Janan.
Metode : Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Populasi penelitian ini adalah seluruh ibu baik bekerja maupaun tifdak bekerja yang memiliki bayi berusia 0 – 6 bulan dan terdaftar melakukan kunjungan di Puskesmas Trauma Center Kecamatan Loa Janan. Tekhnik sampling adalah non probability sampling dengan metode purpossive sampling, berjumlah 69 orang. Uji statistik yang digunakan adalah chi square.
Hasil Penelitian : Hasil chi square dengan OR 1,310, α 0,05, p value = 0,758 ≥ 0,05 Ho diterima, Ha ditolak, atau berarti tidak ada hubungan antara dukungan keluarga dan sikap ibu dalam pemberian ASI. Dari hasil chi square dengan OR 0,409, α 0.05 ditemukan 2 cell yang memiliki frekuensi harapan atau disebut juga expected count (FH) kurang dari 5, kemudian p value yang digunakan adalah p value uji fisher exact p value = 0.294 ≥ 0.05 Ho diterima, Ha ditolak, atau berarti tidak ada hubungan antara status pekerjaan dengan sikap ibu dalam pemberian ASI.
Kesimpulan : Dukungan keluarga dan status pekerjaan bukan merupakan predictor sikap ibu dalam pemberian ASI.
Saran : Untuk ibu dan keluarga agar bersikap lebih aktif melakukan konsulasi ke tenaga kesehatan mengenai laktasi.