Show simple item record

dc.contributor.authorSutriani, Merinda
dc.contributor.authorMasnina, Rusni
dc.date.accessioned2020-04-09T06:59:46Z
dc.date.available2020-04-09T06:59:46Z
dc.date.issued2019
dc.identifier.citationArianto, E. A. (2015). Pengaruh Relaksasi Otot Progresif Terhadap Tingkat Stres pada Remaja. Persona, Jurnal Psikologi Indonesia Vol 4 No. 1, 10-21. Amstrong, J. L., Ronzitti, S., Hoff, R. A., & Potenza, M. N. (2018). Gender moderates the relationship between stresful life events and. Journal of Psychiatric Research, 34-41. Anggraini, D., Hadiati, T., & Sarjana, W. (2019). Perbedaan Tingkat Stres Dan Tingkat Resiliensi Narapidana yang Baru Masuk Dengan Narapidana yang Akan Segera Bebas (Studi pada Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Wanita Semarang). Jurnal Kedokteran Diponegori, Vol. 8 No. 1 : 148-160. Dennison. (2009). Buku Panduan Lengkap Brain Gym. Jakarta: Grasindo. Desmita. (2006). Psikologi Perkembangan. Bandung: Remaja Rosdakarya. Dikir, Y., Badi’ah, A., & Fitriana, L. B. (2016). Senam Otak (Brain Gym) Berpengaruh terhadap Tingkat Stres pada. Yunita Dikir, Atik Badi’ah, Lala Budi Fitriana, 2016. JNKI, Vol. 4, No. 2,, 70-74. Dwijida, P. (2013). Sistem Pelaksanaan Pidana Penjara di Indonesia. Bandung: PT Refika Aditama. Efendi, J., & Suharto. (2013). Panduan Praktis Bila Anda Menghadapi Perkara Pidana Mulai Proses Penyelidikan Hingga Persidangan. Jakarta: Prenadamedia Group. Ekasari, A., & Susanti, N. A. (2009). Hubungan Antara Optimisme Dan Penyesuaian Diri Dengan Stres Pada Narapidana Kasus NAPZA Di Lapas Kelas II A Bulak Kapal Bekasi. Jurnal Soul Vol. 2. Elisabeth, D. (2005). Meningkatkan Potensi Belajar Melalui Gerakan dan Sentuhan. INTIM-Journal teologi konstektual. Fitria, D. (2010). Pengaruh Senam Otak (Brain Gym) Terhadap Tingkat Stres Pada Remaja Kelas XII IPA 6 Di SMA Negeri 7 Padang. Penelitian Keperwatan Jiwa. Ghozali. (2019). The Effect of an Electronic Module About Drug Abuse Prevention on Teachers' Beliefs in Indonesia (Version 1 : Referees 1 : 1 Approved with Reservations). F1000Research, 115. Haniinah, L. A. (2018). Hubungan Antara Dukungan Sosial dengan Tingkat Stres pada Narapidana Di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Klas II A Malang. Jurnal Psikologi, 89-99. Hartini, N., & Lestari, N. F. (2014). Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Frekuensi Kekambuhan pada Wanita Penderita Asma Usia Dewasa Awal yang Telah Menikah. Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental Vol. 2 No. 1. Hastono, S. P. (2006). Analisis Data. Jakarta: Academi Edu. Hawari, D. (2011). Manajemen Stres Cemas Dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit FKUI. Hidayat, A. A. (2010). Metode Penelitian Keperawatan Dan Teknik Analisa Data . Jakarta: Salemba Medika. Hudson dkk, D. L. (2018). “Down in the Sewers”: Perceptions of Depression and Depression Care. American Journal of Men’s Health, Vol. 12 : 126-137. Khalooei, dkk, A. (2016). Pattern of Substance Use And Related Factors in Male Prisoners. Addict Health, Vol.8 No. 4 Lestari, N. F., & Hartini, N. (2014). Hubungan Antara Tingkat Stres dengan Frekuensi Kekambuhan pada Wanita Penderita Asma Usia Dewasa Awal yang Telah Menikah. Jurnal Psikologi Klinis dan Kesehatan Mental, Vol. 2. Mulyanto, A. (2017). Hubungan Antara Problem Fokus Koping dan Dukungan Sosial Terhadap Stres Pada Mahasiswa Yang Bekerja. Jurnal Keperawatan Volume 10 No 1, 112-129. Nanuela, N. (2010). Keajaiban Otak Tengah. Yogyakarta: Mediahati Pustaka. Nawawi. (2001). Administrasi Pendidikan. Jakarta: Illahi Masaagung. Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurdin. (2015). Pengaruh Senam Otak Terhadap Stres Pada Santri Madrasah Mu'alimin Yogyakarta. Naskah Publikasi. Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Edisi 2. Jakarta: Salemba Medika. Potter, & Perry. (2005). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep Proses & Praktek. Jakarta: EGC. Priyoto. (2014). Konsep Manajemen Stres. Yogyakarta: Nuha Medika. Purwanto, S., Widyastuti, R., & Nuryati. (2009). Manfaat Senam Otak (Brain Gym) Dalam Mengatasi Kecemasan dan Stres Pada Anak Sekolah. Jurnal Kesehatan, 81-90. Purwati, S. (2012). Tingkat Stres Akademik Pada Mahasiswa Reguler Angkatan 2010 Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia. Rahayu, K. I. (2017). Brain Gym Terhadap Tingkat Stres Pada Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Unversitas Kadiri. Dunia Keperawatan, Volume 5 Nomor 1, 26-35. Safaria, T., & Saputra, N. E. (2012). Manajemen Emosi. Jakarta: PT. Bumi Aksara. Siregar, S. (2013). Metodologi Penelitian Kuantitatif SPSS. Yogyakarta: Prenada Media Grup. Siswanto, d. (2014). Metodologi Penelitian Kesehatan dan Kedokteran Edisi Pertama. Yogyakarta: Alfabeta. Smeltzer, S. C., & Bare, B. G. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: Buku Kedokteran EGC. Sopiyudin, M. (2013). Statistik Untuk Kedokteran Dan Kesehatan: Dekriptif, Bivariat, Dan Mulitivariat: Seri 1. Jakarta: Epidemiologi, Indonesia. Sudarsono. (2008). Kenakalan Remaja. Jakarta: Rineka Cipta. Sugiyono. (2010). Statistika Untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta. Yanuarita. (2012). Memaksimalkan Otak Melalui Senam Otak. Yogyakarta: Teranova Books.c. Zulaini. (2016). Manfaat Senam Otak. Zulaini: Manfaat Senam Otak, Volume 15 Nomor 2 .id_ID
dc.identifier.urihttps://dspace.umkt.ac.id//handle/463.2017/1575
dc.description.abstractPenyalahgunaan Narkoba di dunia terdapat 246 juta orang yang menggunakan narkoba dan telah dinyatakan 200.000 orang meninggal. Terdapat 509 kasus terbanyak di Provinsi Kalimantan Timur Polresta Samarinda. Dalam kasus ini sebagian besar adalah laki-laki karena laki-laki tidak mampu mengatasi tekanan stres sehingga menimbulkan perilaku yang negatif salah satunya yaitu penggunaan narkotika. Penyalahgunaan narkotika ini yang dapat membuat pelanggaran hukum dan akan mengalami proses penahanan kemudian menjadi narapidana. Seorang narapidana di lembaga pemasyarakatan akan mengalami patah mental karena ada rasa dikucilkan, mudah marah, dan ditambah dengan lama waktu pemenjaraan akan membuat tekanan batin menjadi stres. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh senam otak pada narapidana di lapas narkotika klas III Samarinda dengan desain penelitian Quasy Eksperiment Non Equivalent Control Group dan teknik purposive sampling. Hasil uji pre-post test dengan uji paired t test pada kelompok intervensi yaitu nilai p-value = 0,000 sedangkan pada kelompok kontrol nilai p-value = 0,240. Hasil analisis uji t independent terdapat perbedaan kelompok intervensi dan kelompok kontrol yaitu nilai p-value = 0,000 dengan α < 0,05 yang berarti ada pengaruh senam otak terhadap tingkat stres pada narapidana di lapas narkotika klas III Samarinda. Senam otak mengurangi hormon adrenalin dan meningkatkan endorfin.id_ID
dc.language.isoidid_ID
dc.publisherUniversitas Muhammadiyah Kalimantan Timurid_ID
dc.subjectSenam otakid_ID
dc.subjectstresid_ID
dc.subjectnarapidanaid_ID
dc.titlePengaruh Senam Otak terhadap Penurunan Tingkat Stres pada Narapidana di Lapas Narkotika Klas III Samarindaid_ID
dc.title.alternativeThe Effect of Brain Gym on Decreasing Stress Levels to Inmates in the Narcotics Penitentiary Class III in Samarindaid_ID
dc.typeSkripsiid_ID


Files in this item

Thumbnail

This item appears in the following Collection(s)

Show simple item record