Gambaran Tingkat Pengetahuan Siswa Kelas 10 dan 11 Tentang Pertolongan Pertama pada Kasus Pingsan di SMA Negeri 4 Samarinda.
Abstract
Latar Belakang : Kejadian gawat darurat dapat diartikan sebagai keadaan dimana seseorang memerlukan pertolongan segera karena apabila tidak mendapat pertolongan dengan segera maka dapat mengancam jiwanya atau menimbulkan kecacatan permanen. Banyak kita temui siswa yang mengalami suatu kecelakaan baik itu berupa patah tulang, pingsan,terkilir, dan lain-lain diberikan perlakuan yang sama bahkan ada kesalahan dalam memberikan pertolongan. Kondisi ini tentu saja sangat membahayakan apabila berakibat memperparah keadaan penderita. Hal tersebut tentu saja tidak sesuai dengan prinsip penanganan kecelakaan..
Metode : Desain penelitian yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah metode Deskriftip Kuantitatif. Metode deskriftif adalah suatu metode meneliti status kelompok manusia, suatu objek, suatu kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Hasil : Adapun populasi penelitian ini berjumlah 87 siswa didapatkan hasil penelitian yaitu pengetahuan tentang pertolongan pertama pada kasus pingsan yang berada pada kategori dengan tingkat pengetahuan baik 44 orang (50,4%), dengan kategori pengetahuan cukup 32 orang (36,8%) dan dengan kategori kurang sebanyak 11 orang (12,6%). Dengan ini dapat di simpulkan bahwa responden dengan kategori tingkat pengetahuan baik lebih banyak dari kategori tingkat pengetahuan cukup dan kategori pengetahuan kurang. Analisa : Pada penelitian ini analisa yang di gunakan adalah univariat. Kesimpulan : dari penelitian ini adalah tinggi nya angka pengetahuan dengan kategori baik dan cukup yang ada di siswa SMA kelas 10 dan 11. Saran untuk penelitian lebih lanjut bisa meneliti sejenis mengenai hubungan pengetahuan siswa dalam pelaksanaan pertolongan pertama pada kasus pingsan dengan angka kejadian pingsan di SMA