Persepsi Siswa-Siswi Terhadap Perkawinan Usia Muda di Sekolah Menengah Kejuruan Yayasan Pendidikan Samarinda
Abstract
Latar Belakang : Indonesia sebagai salah satu negara berkembang dengan persentase pernikahan usia muda tinggi di dunia, perkawinan pertama wanita berada pada usia 16 tahun sebanyak 14,35%. SMK YPS berada di samarinda Ilir, pada tahun 2014-2015 tercatat bahwa remaja yang melakukan perkawinan usia 13-16 tahun pada Samarinda Ilir sebanyak 9 kasus,meningkat menjadi 19 kasus. Perkawinan usia muda dapat berdampak pada kesehatan remaja, baik secara fisik maupun psikis.
Tujuan penelitian : Untuk mengetahui Persepsi Siswa-Siswi Terhadap Perkawinan Usia Muda di Sekolah Menengah Kejuruan Yayasan Pendidikan Samarinda.
Metode : Penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif. Subjek penelitian yakni Siswa-siswi kelas X yang bersekolah di SMK Yayasan Pendidikan Samarinda dengan jumlah informan sebanyak 6 informan,1 informan pendukung,dan 1 informan kunci. Teknik pengumpulan data menggunakan snowball sampling.
Hasil Penelitian : Persepsi perkawinan usia muda pada siswa-siswi di SMK YPS menurut informan yakni beranggapan perkawinan usia muda merupakan hal yang menakutkan dan ada yang beranggapan perkawinan usia muda suatu yang menantang.
Kesimpulan : Terdapat 2 pandangan yang berbeda mengenai persepsi perkawinan usia muda. 2 informan tidak setuju menikah di usia muda dikarenakan ingin fokus belajar, 4 informan lainnya setuju menikah diusia muda agar terhindar dari zina. Pandangan berbeda dari para informan mengenai teman sebaya yang menikah di usia muda sama-sama berakhir dengan keinginan menikah diusia muda.