Pengaruh Pemberian Intervensi Shaker Exercise terhadap Kemampuan Menelan pada Pasien Pasca Stroke Non-Hemoragik
Date
2021-12-27Author
Ayu Framaisella, Dinda
Khoiroh Muflikhatin, Siti
Metadata
Show full item recordAbstract
Latar Belakang: Stroke merupakan penyakit yang menjadi penyebab utama kedua dari kematian dan kecacatan. Terdapat lebih dari 13 juta kasus baru tercatat di setiap tahunnya. Di Indonesia jumlah kejadian stroke berkisar 800 sampai 100 kejadian di setiap tahunnya. Indonesia bahkan disebut sebagai penyumbang terbesar kejadian stroke di Asia. Di Kalimantan Timur sendiri tercatat 14,7% penduduknya menderita penyakit stroke berdasarkan hasil diagnosis dokter pada penduduk diatas 15 tahun . Penyakit stroke menimbulkan berbagai gejala bagi penderitanya di antara lain kelumpuhan wajah, kelumpuhan anggota gerak atau hemiparesis, penurunan kesadaran, penurunan penglihatan, gangguan menelan atau disfagia, dan lain-lain. Dilaporkan 33% hingga 73% pasien stroke mengalami disfagia. Salah satu jenis latihan yang dapat memotivasi penguatan otot suprahyoid dan berkontribusi dalam peningkatan stimulasi otot adalah shaker exercise. Tujuan: Untuk membuktikan adanya pengaruh pemberian intervensi Shaker exercise terhadap kemampuan menelan pada pasien pasca stroke non-hemoragik. Hasil: hasil pemberian intervensi shaker exercise pada pasien pasca stroke non-hemoragik, didapatkan kemampuan menelan meningkat yang awalnya pasien hanya mampu menelan 1 x/30 detik menjadi 2 x/30 detik yang diperiksa dengan metode Repetitive Saliva Swallowing Test (RSST). Kesimpulan: ada pengaruh pemberian intervensi Shaker exercise terhadap kemampuan menelan pada pasien pasca stroke non-hemoragik.