Faktor Risiko Terjadinya Efek Samping Mielosupresi pada Pasien Kanker Payudara yang Mendapatkan Kemoterapi di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Abstract
INTISARI : Provinsi Kalimantan Timur mempunyai proposi kasus kanker payudara cukup tinggi
dengan prevalensi sebesar 1,7% dan jumlah penderita kanker payudara sebanyak 6.745
pasien. Salah satu pengobatan yang diberikan kepada pasien kanker yaitu kemoterapi.
Kemoterapi adalah proses pemberian obat – obatan anti kanker yang bertujuan untuk
membunuh sel kanker. Kemoterapi dapat menimbulkan berbagai efek samping, yaitu rambut
rontok, mual dan muntah, nyeri neuropati, konstipasi, serta kelainan hematologi.
Mielosupresi termasuk kedalam efek samping hematologi yang di tandai dengan penurunan
sel – sel darah seperti hemoglobin, leukosit, trombosit dan neutrofil. Kejadian efek samping
mielosupresi pada pasien yang menjalani pengobatan kemoterapi dapat mempengaruhi
kemampuan fungsional, terjadinya penundaan regimen pengobatan yang bisa memperburuk
prognosis, dan mengancam kelangsungan hidup pasien. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui faktor risiko terjadinya efek samping mielosupresi pada pasien kanker payudara
yang mendapatkan kemoterapi. Jenis penelitian ini berupa cross sectional dengan
pendekatan retrospektif pada rekam medis pasien kanker payudara yang sesuai dengan
persyaratan inklusi, yang kemudian di analisis dengan program SPSS menggunakan uji chi –
square. Hasil uji Chi- Square menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara usia dan
regimen kemoterapi terhadap kejadian mielosupresi anemia dan terdapat hubungan yang
signifikan antara regimen kemoterapi terhadap kejadian mielosupresi neutropenia pada
pasien kanker payudara di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda. Maka disimpulkan
bahwa usia dan regimen kemoterapi merupakan faktor risiko terjadinya efek samping
mielosupresi pada pasien kanker payudara yang mendapatkan kemoterapi.