Gambaran Kondisi Fisik Rumah Pasien Penyakit Kulit (Scabies) di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkurawang Kabupaten Kutai Kartanegara
Abstract
Scabies adalah penyakit kulit menular akibat infestasi dan sensitisasi tungau Sarcoptes scabiei var hominis dan produknya. Menurut WHO (World Health Organization) terdapat sekitar 300 juta kasus skabies di dunia setiap tahunnya. Di Indonesia khususnya Kalimantan Timur, Kabupaten Kutai Kartanegara Kecamatan Tenggarong Puskesmas Mangkurawang pada tahun 2021 menyatakan bahwa penyakit kulit (Scabies) menjadi tingkat pertama terbanyak ditemukan di wilayah kerja puskesmas mangkurawang dengan jumlah 27 kasus penyakit (Scabies). Berdasarkan uraian dari latar belakang yang menjadi permasalahan dari penelitian ini adalah bagaimana “Gambaran Kondisi Fisik Rumah Pasien Penyakit Kulit (Scabies) di Wilayah Kerja Puskesmas Mangkurawang Kabupaten Kutai Kartanegara?”. Dapat diketahui kondisi fisik rumah yang meliputi pencahayaan, kelembaban, suhu, dan kepadatan hunian pada rumah pasien penderita Scabies yang ada di lingkungan kerja Puskesmas Mangkurawang, Kecamatan Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara. Penelitian ini merupakan jenis penelitian menggunakan observasional dengan pendekatan deskriptif, yaitu penelitian yang bertujuan melihat kondisi fisik rumah pasien penyakit kulit (Scabies) di wilayah kerja Puskesmas Mangkurawang Kabupaten Kutai Kartanegara. Populasi dalam penelitian ini berjumlah 27 orang, Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah total sampling, dimana peneliti menjadikan seluruh populasi sebagai sampel, sehingga penelitian ini dapat juga disebut penelitian populasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengukuran pencahayaan didapat hasil dari 27 pasien penyakit Scabies yang memenuhi syarat ada 20 pasien (74,07%) dan 7 pasien yang tidak memenuhi syarat (25,92%). Suhu didapat hasil rumah pasien yang memenuhi syarat ada 10 rumah (37,03%) dan yang tidak memenuhi syarat 17 rumah (62,96%), kelembaban didapat hasil rumah pasien yang memenuhi syarat ada 5 rumah (18,51%) dan rumah yang tidak memenuhi syarat ada 22 rumah (81,48%) dan kepadatan hunian didapat hasil rumah yang memenuhi syarat 27 rumah (100%) dan yang tidak memenuhi syarat 0 yang dimana dari 27 pasien tidak ada yang berhubungan dengan kepadatan hunian.