Analisa Praktik Klinik Keperawatan pada Balita yang Mengalami Demam dengan Intervensi Inovasi Pemberian Kompres Bawang Merah Terhadap Penurunan Suhu Tubuh di Ruang IGD RSUD A. M. Parikesit Tenggarong Tahun 2017
Abstract
Latar belakang: Demam adalah keadaan suhu tubuh diatas suhu normal, yaitu suhu tubuh diatas 36,5 ℃ - 47,5 ℃. Di indonesia penderita demam sebanyak 465 (91,0%) dari 511 ibu yang memakai perabaan untuk menilai demam pada anak mereka, sedangkan sisanya 46 (23,1%) dri 511 ibu yang menggunakan thermometer. Tujuan analisi masalh ini adalah untuk melakukan analisi terhadap kasus kelolaan dengan penggunaan kompres bawang merah pada balita yang mengalami demam di ruang IGD RSUD A. M. Parikesit Tenggarong. Metode analisi yang digunakan adalah dengan memberikan terapi kompres bawang merah pada pasien yang mengalami demam. Jumlah responden dalam analisis keperawatan gaat darurat ini adalah 3 pasien yang datang ke IGD dengan diagnosa medis febris, waktu analisi dilakukan pada tanggal 4 Juli 2017, 5 Juli 2017, dan 7 Juli 2017 di RSUD A. M. Parikesit Tenggarong kalimantan timur.
Berdasarkan hasil analisis dapat disimpulkan bahwa hasil intervensi terapi inovatif terhadap 3 kasus pasien yang mengalami demam terjadi penurunan suhu tubuh sebesar 0,5 ℃ setelah diberikan intervensi inovasi dengan interval jarak 15 menit dan peneliti memastikan bahwa pasien belum mendapatkan onat antipiretik oral serta injeksi.
Saran terhadap Ilmu Pengetahuan adalah agar penelitian selanjutnya dapat meneliti tentang perubahan suhu tubuh pada klien yang telah mendapatkan terapi kompres bawang merah dan mengklasifikasikan perbedaan perubahan yang terjadi sebelum dan sesudah dilakukan terapi. Adanya lanjutan penulisan penelitian tentang analisis kasus febris dengan mengembangkan intervensi inovasi yang lebih luas dan berguna dalam pemberian asuhan keperawatannya.Instansi Rumah Sakit. Melakukan penyegaran ilmu pengetahuan terhadap pegawai IGD tentang kesembuhan pasien tidak hanya berasal dari keberhasilan pengobatan farmakologi saja tetapi juga pengobatan non farmakologi. Institusi pendidikan dapat memberikan pengajaran ilmu keperawatan komplementer dan palliative care terhadap mahasiswa keperawatan sehingga tindakan mandiri perawat tidak hanya berfokus pada advice medis saja tetapi juga non farmakologi sebagai tindakan mandiri perawat.