Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada Ny. T yang Mengalami Ulkus Diabetikum Di Ruang Cempaka di Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Abstract
Latar Belakang: Ulkus Diabetikum merujuk pada terjadinya infeksi, degradasi jaringan pada tungkai dan kulit, khususnya pada kaki individu yang didiagnosis dengan diabetes melitus. Ulkus ini sebagian besar disebabkan oleh ketidakteraturan fungsi saraf dan kerusakan arteri perifer. Faktor utama yang mendorong penderita diabetes mellitus untuk menjalani perawatan di rumah sakit adalah adanya ulkus diabetikum, yang telah diakui sebagai beban yang signifikan pada dimensi ekonomi, sosial, dan medis. Ulkus diabetikum adalah jenis luka yang dapat berdampak pada sistem integumen individu yang didiagnosis dengan diabetes melitus. Kondisi ini sering dikaitkan dengan neuropati, yang dapat menyebabkan hiperglikemia. Akibatnya, sel-sel di dalam tubuh penderita diabetes mellitus dapat mengalami masuknya glukosa yang berlebihan, yang mengakibatkan berkembangnya berbagai komplikasi kronis yang terkait dengan diabetes.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pemahaman yang otentik tentang pemberian asuhan keperawatan pada klien dengan ulkus diabetikum di ruang Cempaka RSUD Abdoel Wahab Sjahranie.
Metode: Studi kasus ini menggunakan gaya penelitian deskriptif dan kualitatif untuk menyelidiki seorang klien yang didiagnosis dengan ulkus diabetes. Data yang berkaitan dengan klien diperoleh melalui wawancara dan observasi.
Hasil: Studi kasus yang dilakukan selama tiga hari pada Ny. T mengungkapkan bahwa klien sekarang menghadapi masalah nyeri akut akibat cedera fisik. Setelah pemberian asuhan keperawatan yang mencakup intervensi non-farmakologis seperti latihan pernapasan dalam, bersamaan dengan pemberian obat analgesik, masalah klien berhasil diatasi. Tingkat nyeri pasien yang menurun dari skala nyeri 5 menjadi skala nyeri 2, serta tidak adanya ekspresi wajah yang menunjukkan kesakitan, menjadi bukti. Selama penilaian pertama, skala nyeri pasien dicatat. Selanjutnya, pada hari ketiga, pasien menunjukkan ekspresi wajah yang terus menerus menunjukkan ketidaknyamanan setelah pemberian metode relaksasi nafas dalam dan obat analgesik. Sebagai hasil dari intervensi ini, tingkat nyeri pasien turun ke peringkat 2. Temuan ini menunjukkan bahwa kombinasi teknik relaksasi nafas dalam dan obat analgesik memiliki potensi untuk secara efektif mengurangi nyeri akut.
Kesimpulan: Menurut studi kasus yang dilakukan oleh NY T, masalah keperawatan dapat ditangani secara efektif sesuai dengan harapan yang telah ditentukan. Salah satu rekomendasi yang potensial adalah bahwa kehadiran keluarga yang mendukung dapat berfungsi sebagai faktor pendorong bagi kesehatan individu dan memfasilitasi penerapan gaya hidup sehat secara kolektif.