Studi Kasus Asuhan Keperawatan pada Klien yang Mengalami Hipertensi di Wilayah Dusun Kelurahan Sungai Kunjang Samarinda
Abstract
Secara garis besar Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 90 mmHg pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup istirahat/tenang, lebih lanjut (whelton et al., 2018). Menurut Price (dalam Nuratif A,H., & Kusuma H. (2016), Hipertensi adalah sebagai peningkatan tekanan darah sistolik sedikitnya 140 mmHg atau tekanan diastoliknya 90 mmHg. Hipertensi tidak hanya beresiko tinggi menderita penyakit jantung, tetapi juga menderita penyakit lain seperti penyakit saraf,ginjal,dan pembuluh darah dan makin tinggi tekanan darah, makin besar resikonya. Hipertensi di Asia tercatat 38,4 juta tahun 2000 dan di prediksi akan meningkat menjadsi 67,4 juta orang pada tahun 2025. Hipertensi di Asia tenggara sendiri merupakan faktor risiko kesehatan utama. Setiap tahunnya hipertensi membunuh 2,5 juta orang di asia tenggara. Jumlah penderita hipertensi di dunia terus meningkat (Masriadi,2016). Di Indonesia, berdasarkan data Riskesdas 2018, prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 34,1%.RISKESDAS dari provinsi Kalimantan Timur (Samarinda) tahun 2018 menyebutkan,terdapat 2.626 orang yang mengidap penyakit darah tinggi (litbangkes Badan, 2018). Berdasarkan Kemenkes tahun 2017 Kota Samarinda memiliki persentase 28,25% dengan hipertensi. Jumlah pasien yang mengalami Hipertensi di Puskesmas Harapan Baru Samarinda pada tahun 2020 sebanyak 493 Kasus, sedangkan pada tahun 2021 terjadi peningkatan menjadi sebanyak 620 kasus. (Puskesmas Harapan Baru Samarinda, 2021). Metode pengumpulan data yang digunakan yaitu dengan cara wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi. Alat dan Instrumen yang digunakan dalam penelitian laptop, headseat, rekaman surah Al-quran. Hasil didapatkan pada pengkajian Ny.R menunjukkan keluhan utama Nyeri tengkuk dan kepala, merasa sulit tidur dan saat beraktifitas klien mengatakan merasa sesak., dengan diagnosa keperawatan yang muncul nyeri akut, gangguan pola tidur, intoleransi aktivitas, dengan intervensi manajemen nyeri, terapi murattal, dukungan tidur, dan manajemen energi.