Asuhan Keperawatan pada Anak Balita dengan Masalah Keperawatan Daire yang Mendapatkan Terapi Komplementer Madu di Wilayah Kerja PUSKESMAS Lok Bahu Samarinda
Abstract
Latar Belakang : Diare merupakan penyakit infeksi yang menyerang sistem pencernaan. Menurut WHO (2019) diare adalah penyebab utama kematian anak di bawah 5 tahun di dunia dengan menduduiki urutan kedua setelah pneumonia. Ada sekita 2 miliar kasus diare dan 1,9 anak di bawah usia 5 tahun meninggal setiap tahunnya. Padahal tatalaksana diare sangtalah mudah dan dapat dilakukan di rumah salah satunya yaitu dengan memberikan terapi madu.
Tujuan : Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektifitas pemberian terapi komplementer madu terhadap penurunan frekuensi diare pada klien anak balita selama tiga hari.
Metode : Metode pengumpulan data yang dilakukan oleh peneliti menggunakan metode observasi dan wawancara dengan subyek studi kasus adalah 1 orang klien yang mengalami diare di wilayah kerja Puskesmas Lok Bahu Samarinda.
Hasil : Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan setelah dilakukannya tindakan fisioterapi dada didapatkan hasil pada hari pertama frekuensi defekasi masih sering yaitu 8x, dan konsistensi tinja cair yang berwarna kuning kehujauan, pada hari kedua frekuensi defekasi mulai menurun perhari ini 6x dan konsistensi tinja masih cair tetapi sudah ada sedikit ampas masih berwarna kuning kehijauan, pada hari ketiga frekuensi semakin menurun yaitu 4x perhari ini dengan konsistensi ampas semakin banyak dan berwarna kuning, dan pada hari keempat frekuensi sudah kembali normal yaitu 2x dengan konsistensi padat, dan berwarna kuning.
Kesimpulan : Dapat disimpulkan bahwa dari tindakan keperawatan yang dilakukan oleh peneliti pada klien yang mengalami diare dengan tindakan inovasi pemberian terapi komplemter madu sangat membantu penurunan frekuensi diare.