Hubungan Aktivitas Fisik dengan Kadar Gula Darah Sewaktu pada Penderita Diabetes Melitus Tipe II di Wilayah Kerja PUSKESMAS Pasundan Kota Samarinda
Abstract
Latar Belakang: Sebuah gangguan metabolik yang dikenal sebagai diabetes melitus ditandai oleh tingkat gula darah yang tinggi, bisa disebabkan oleh kinerja pankreas yang kurang optimal, penurunan fungsi insulin, atau kombinasi keduanya. Pada individu yang menderita diabetes melitus, kadar gula darah dipengaruhi oleh tingkat aktivitas fisik. Hal ini penting untuk pasien yang aktif secara fisik dapat mengelola kadar gula darah mereka.
Tujuan: Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui hubungan aktivitas fisik dengan kadar gula darah sewaktu penderita diabetes melitus tipe II di Wilayah Kerja Puskesmas Pasundan Kota Samarinda.
Metode: Penelitian ini menggunakan pendekatan korelasional dalam desainnya. Sebanyak 78 individu menjadi sampel penelitian. Data dikumpulkan melalui penggunaan kuesioner Global Physical Activity Questionnaire (GPAQ) untuk mengukur aktivitas fisik, dan alat Easy Touch untuk mengukur kadar gula darah sewaktu. Uji dalam analisis bivariat dilakukan menggunakan uji chi-square
Hasil: Menurut hasil penelitian yang melibatkan 78 orang penderita diabetes melitus tipe II, ditemukan bahwa 39 dari mereka (50%) yang memiliki tingkat aktivitas fisik rendah juga menunjukkan tingkat aktivitas fisik yang tinggi. Di samping itu, sebanyak 53 partisipan (67,9%) menunjukkan kadar gula darah yang tidak terkontrol. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa p-value yang signifikan sebesar 0,000 < α (0,05), mengindikasikan adanya korelasi antara kadar gula darah dan aktivitas fisik pada penderita diabetes melitus tipe II
Kesimpulan: Aktivitas jasmani berkaitan dengan kadar gula darah pada individu yang menderita diabetes tipe II di daerah layanan kesehatan Puskesmas Pasundan di Kota Samarinda. Maka dari itu, disarankan bagi penderita diabetes tipe II untuk menjalani rutinitas aktivitas fisik guna membantu mengatur kadar gula darah mereka.