Hubungan Budaya dengan Pernikahan Remaja Putri di PUSKESMAS Lok Bahu Kota Samarinda
Abstract
Pengetahuan, kepercayaan, seni, moralitas, hukum adat, serta keterampilan dan rutinitas yang dikembangkan masyarakat sebagai anggota suatu komunitas merupakan bagian dari kebudayaan, yang merupakan satu kesatuan yang memiliki banyak segi. Kehidupan remaja dipengaruhi oleh budaya dalam berbagai hal, termasuk latar belakang pernikahan dini. Nilai-nilai remaja termasuk pendapat mereka tentang pernikahan di usia muda dipengaruhi oleh budaya. Dengan 1.220.900 perempuan yang menikah sebelum usia 18 tahun, menurut data studi BPS tahun 2018, Indonesia termasuk dalam 10 negara teratas di dunia dalam hal jumlah pernikahan anak. Berdasarkan informasi BPS Kota Samarinda, terdapat 5252 orang yang akan menikah di Kota Samarinda pada tahun 2022. Memahami dinamika sosial yang dipengaruhi oleh keputusan yang diambil oleh remaja, termasuk menikah muda, dapat difasilitasi dengan memiliki pemahaman budaya yang kuat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kemungkinan adanya hubungan antara pernikahan remaja putri dan budaya. Metodologi penelitian kuantitatif cross-sectional digunakan dalam penelitian ini. Dengan jumlah sampel sebanyak 40 responden, populasi penelitian terdiri dari remaja putri di Kota Samarinda, Kecamatan Sungai Kunjang, dan Kecamatan Lok Bahu yang telah menikah kurang dari 20 tahun. SPSS digunakan untuk menguji data penelitian, dan uji Fisher Exact digunakan untuk analisis data bivariat. Temuan penelitian menunjukkan nilai p kurang dari 0,05 untuk hubungan antara budaya dan pernikahan remaja putri. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa ada korelasi antara budaya dan kemungkinan pria muda menikah.

