Hubungan Dukungan Sosial dengan Kualitas Hidup Insan Pasca Stroke di PUSKESMAS Remaja Samarinda
Abstract
Ketika aliran darah di salah satu area otak terganggu, maka terjadilah stroke yang mengakibatkan kelumpuhan saraf dan penyakit lain atau gangguan fungsional otak. Tergantung pada area otak mana pun yang terkena dampaknya, ada tiga kemungkinan hasil penyakit ini pemulihan penuh, pemulihan sebagian, atau kematian. Setelah penyakit jantung, stroke merupakan penyakit paling berbahaya kedua. Banyak perubahan fisik dan psikologis yang dapat terjadi setelah stroke. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui apakah ada hubungan dukungan sosial dengan kualitas hidup pasca stroke pada individu yang mendapat perawatan di Puskesmas Remaja Samarinda. Desain cross-sectional, metodologi penelitian kuantitatif digunakan. Populasi penelitian adalah 36 orang warga Puskesmas Remaja Samarinda pasca stroke. Sebanyak 36 orang dijadikan sampel untuk sampel penelitian ini. Kuesioner Data Demografi, Kuesioner Kualitas Hidup (WHOQOL-Bref dari WHO), dan Kuesioner Dukungan Sosial (Multidimensional Scale of Perceived Social Support (MSPSS) dari Anggraeni et al.) merupakan tiga jenis kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data penelitian. dari sejumlah besar responden. Uji korelasi Spearman merupakan teknik analisis data yang digunakan. Dapat disimpulkan p<a karena hasil uji statistik menunjukkan nilai p=0,002 dimana nilai a=<0,05. Hal ini menunjukkan adanya hubungan antara dukungan sosial dengan kualitas hidup individu pasca stroke di Puskesmas Samarinda, mendukung diterimanya Hipotesis Alternatif (Ha) dan ditolaknya Hipotesis Nol (Ho). Kualitas hidup dan dukungan sosial pasien pasca stroke Puskesmas Remaja Samarinda mempunyai korelasi yang cukup, dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,491.

