Pengaruh Pelatihan Bantuan Hidup Dasar Terhadap Tingkat Pengetahuan Mengenai Pertolongan Pertama Henti Jantung pada Masyarakat Awam di RT 38 Kelurahan Sungai Pinang Dalam Samarinda
Abstract
Kondisi gawat darurat dapat terjadi akibat dari trauma atau non trauma yang mengakibatkan henti nafas, henti jantung, kerusakan organ dan perdarahan. Angka kelangsungan hidup Out of Hospital Cardiac Arres (OHCA) masih rendah, hanya sekitar 12%. Faktor utama yang menyebabkan tingkat kelangsungan hidup rendah adalah keterlambatan dalam melaporkan serta memberikan tindakan Resusitasi Jantung Paru (RJP). Data menunjukkan bahwa lebih dari 17 juta orang meninggal karena masalah jantung dan pembuluh darah di seluruh dunia. Pertolongan pertama yang tepat dalam menangani korban henti jantung dan henti napas yaitu dengan melakukan Bantuan Hidup Dasar (BHD). Bantuan Hidup Dasar (BHD) merupakan sekumpulan tindakan yang bertujuan untuk mengembalikan dan mempertahankan fungsi vital organ pada henti jantung dan henti nafas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pelatihan BHD terhadap tingkat pengetahuan mengenai pertolongan pertama henti jantung Masyarakat awam di RT 38 Kelurahan Sungai Pinang Dalam Samarinda. Metode Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan pre-experiment design dan pendekatan one grup pretest-postest design. Populasi dalam penelitian ini adalah Masyarakat awam di RT 38 Sungai Pinang Dalam Samarinda, sampel dalam penelitian ini berjumlah 66 responden, menggunakan teknik nonprobability kuota sampling. Uji statistik yang digunakan adalah uji Wilcoxon. Hasil uji statistik menunjukkan nilai p value 0,000 < 0,05 yang berarti terdapat perbedaan antara sebelum dan sesudah pelatihan BHD. Dapat disimpulkan bahwa pelatihan BHD memiliki pengaruh signifikan terhadap tingkat pengetahuan mengenai pertolongan pertama henti jantung pada Masyarakat awam di RT 38 Kelurahan Sungai Pinang Dalam.
