Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada pasien pneumotoraks di ruang Intensive Care Unit RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015
Abstract
Latar belakang: Insidens pneumotoraks sedikit diketahui, karena episodenya banyak yang tidak diketahui. Pria lebih banyak dari pada wanita dengan perbandingan 5:1. pneumotorak spontan primer (PSP) sering juga dijumpai pada individu sehat, tanpa riwayat penyakit paru sebelumnya. PSP banyak dijumpai pada pria dengan usia antara 20 dan 40. salah satu penelitian menyebutkan sekitar 81% kasus PSP berusia kurang dari 45 tahun. Seaton dkk melaporkan bahwa pasien tuberculosis aktif mengalami komplikasi pneumotorak sekitar 2,4% dan jika ada kavitas paru komplikasi pneumotoraks meningkat lebih dari 90%. (Barmawy. H). Di Olmsted country, Minnesota, amerika, meiton et al melakukan penelitian selama 25 tahun pada pasien yang terdiagnosis sebagai pneumotoraks, didapatkan 75 pasien karena trauma, 102 pasien karena iatrogenic dan sisanya 141 pasien karena pneumotoraks spontan. Dari 141 pasien tersebut 77 pasien PSP dan 64 pasien PSS. Pada pasien pneumotorak spontan didapatkan angka incident sebagai berikut: PSP terjadi pada 7,4 per 100.000 pertahun untuk pria dan 2,0 per 100.000 tahun untuk wanita. (Barmawy. H). Sedangkan insiden di RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda didapatkan dalam kurun waktu 3 tahun terakhir yaitu tahun 2012 sampai dengan tahun 2014 hanya didapatkan 10 pasien yang menderita pneumotoraks dimana 6 orang penderita meninggal dunia dan yang lainnya lagi dinyatakan sembuh. Dilihat dari data-data di atas maka pneumotoraks merupakan penyakit yang sangat jarang terjadi sehingga dalam penanganannya cukup jarang dilakukan dan merupakan salah satu faktor yang menyebabkan tingginya angka kematian di rumah sakit, kondisi ini sangat menarik perhatian penulis ingin mengkaji lebih dalam tentang perawatan pasien dengan pneumotoraks ini. Untuk itu penulis mengangkat judul KIAN ini ”Analisis Praktik Klinik Keperawatan pada pasien pneumotoraks di ruang Intensive Care Unit RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda Tahun 2015”Permasalahan utama KIAN: Diagnosa yang dibahas oleh penulis adalah resiko infeksi berhubungan dengan tindakan invasif.Intervensi utama KIAN: Perawatan luka menggunakan modern dresing pada pasien pneumotoraks post operasi dan pemasangan WSD di ruang ICU RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.Hasil utama KIAN: Perawat ICU belum melakukan perawatan luka secara modern dikarenakan belum pernah mengikuti seminar dan pelatihan-pelatihan tentang perawatan luka modern dan juga belum tersedianya sarana dan prasarana khususnya balutan luka modern di ruang ICU RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda.