Analisis Praktik Klinik Keperawatan Jiwa pada Ny. S dengan Intervensi Inovasi Terapi Relaksasi Autogenik terhadap Perilaku Kekerasan di Ruang Punai RSJD Atma Husada Mahakan Samarinda Tahun 2019
View/ Open
Date
2019Author
Maulida, Riesky Ayu
Fitri, Linda Dwi Novial
Metadata
Show full item recordAbstract
Latar Belakang : Perilaku kekerasan pada klien gangguan jiwa merupakan situasi kegawatan psikiatri yang memerlukan penanganan yang cepat agar tidak membahayakan klien, orang lain termasuk petugas kesehatan, dan lingkungannya (Keliat, 2010). Perilaku kekerasan biasanya dilakukan oleh pasien skizofrenia jenis paranoid, hebepfrenik, residual, dan akut. Pada jenis ini pasien seakan memiliki tekanan psikologis, ancaman, dan menganggap orang lain sebagai musuh (Dermawan & Rusdi, 2013). Adapun upaya-upaya untuk mengontrol dari penanganan perilaku kekerasan yaitu edukasi pada klien dengan menggunakan Standar Asuhan Keperawatan (SAK) cara mengontrol marah baik secara fisik berupa tarik nafas dalam jika sedang kesal, berolah raga, memukul bantal/ kasur atau pekerjaan yang memerlukan tenaga, secara verbal dengan katakan anda sedang marah, secara spiritual, serta secara berkonsentrasi dengan sugesti diri sendiri (Keliat, 2010). Satu diantaranya penanganan pasien dengan perilaku kekerasan adalah berkonsentrasi dengan sugesti yaitu Tekhnik Relaksasi Autogenik. Menurut Pramesti (2018), tekhnik relaksasi autogenik yaitu salah satu tekhnik relaksasi yang bersumber dari diri sendiri berupa kata - kata atau kalimat pendek ataupun pikiran yang bisa membuat pikiran tentram. Terapi relaksasi autogenik akan membantu tubuh untuk membawa perintah melalui autosugesti untuk rileks sehingga dapat mengontrol tekanan darah, pernafasan, suhu tubuh, dan denyut jantung (Oberg, 2009). Tujuan analisis ini Penulisan Karya Ilmiah Akhir-Ners ini bertujuan untuk melakukan analisa terhadap kasus kelolaan pada klien perilaku kekerasan dengan inovasi intervensi terapi tekhnik relaksasi autogenik di Ruang Punai RSJD Atma Husada Mahakam Samarinda Tahun 2019. Hasil analisis ditemukan penurunan tanda dan gejala pada klien perilaku kekerasan dan meningkatkan kemampuan mengontrol atau mengendalikan perilaku kekerasan untuk mencegah kekembuhan.