Hubungan antara Tingkat Pengetahuan tentang Kemoterapi dengan Kecemasan Mengenai Dampak Bahaya Tindakan Kemoterapi bagi Perawat di Ruang Teratai RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda
Abstract
Latar Belakang: Pelaksanaan tindakan kemoterapi dapat menimbulkan bahaya efek samping bukan hanya bagi pasien tetapi juga bagi petugas dan orang sekitarnya. Diketahui tidak semua perawat pelaksana yang melakukan tindakan kemoterapi di ruang teratai RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda memiliki sertifikat pelatihan kemoterapi, sehingga mengakibatkan kecemasan pada sebagian perawat.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi hubungan tingkat pengetahuan tentang kemoterapi dengan kecemasan mengenai dampak bahaya tindakan kemoterapi bagi perawat di ruang teratai RSUD Abdul Wahab Sjahranie Samarinda tahun 2015.
Metode: Penelitian Descriptive Correlation dengan desain cross sectional. Populasi seluruh perawat yang bertugas di ruang teratai berjumlah 52 perawat sesuai dengan kriteria inklusi. Teknik pengambilan sampel dengan menggunakan total sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan kuesioner, teknik analisa data menggunakan chi square. Penelitian dilakukan pada tanggal 8 September 2015 sampai dengan tanggal 14 September 2015.
Hasil: Dari 52 responden untuk analisa univariat mayoritas berumur antara 20-30 tahun (26%), jenis kelamin perempuan (90,4%), lama bekerja antara kurang dari 5 tahun (48,1%), pendidikan D III (90,4%), perawat yang tidak pernah ikut pelatihan kemoterapi (98,1%), pada tingkat pengetahuan baik tentang kemoterapi ditemukan (40,4%), tingkat pengetahuan cukup (44,2%), tingkat pengetahuan kurang (15,4%), sedangkan pada kecemasan ditemukan (65,4%) mengalami cemas, dan tidak cemas (34,6%).
Kesimpulan: Ada hubungan yang signifikan (bermakna) antara tingkat pengetahuan dengan kecemasan mengenai dampak bahaya kemoterapi dalam tabel 3x2 dengan nilai p 0,025 < α 0,05. Sehingga diharapkan perawat untuk lebih aktif dalam mencari informasi tentang kemoterapi dengan mengikuti seminar, workshop, pelatihan-pelatihan maupun berbagai macam informasi dari media lain guna meningkatkan pemahaman tentang kemoterapi sehingga dapat mengurangi kecemasan yang dialami saat melakukan tindakan kemoterapi.