Hubungan Pola Asuh Makan oleh Ibu Pekerja dengan Status Gizi Anak Usia Toddler di Kelurahan Dadi Mulya Samarinda Ulu Tahun 2016
View/ Open
Date
2016-08-08Author
Yuliana, Supy
Supriadi
Masnina, Rusni
Metadata
Show full item recordAbstract
Latar Belakang: Masa toddler merupakan periode emas pertumbuhan fisik, intelektual, mental dan emosional anak, yang mana pemenuhan kebutuhan akan asah, asih, asuh melalui pemenuhan aspek fisik hingga biologis, kasih sayang dan stimulasi. Pola asuh makan adalah cara yang ditempuh seseorang/sekelompok orang untuk memilih makanan dan mengkonsumsinya sebagai reaksi terhadap pengaruh fisiologis, psikologis, budaya dan sosial. Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan penggunaan zat-zat gizi. Orang tua terutama ibu yang memiliki peran ganda seringkali dihadapkan pada konflik antara kepentingan pekerjaan dan keberadaannya dalam keluarga. Tuntutan pekerjaan yang tinggi dan menyita waktu seringkali menghambat pemenuhan kebutuhan untuk kebersamaan dalam keluarga, merawat, dan mengasuh anak.
Tujuan Penelitian: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh makan oleh ibu pekerja dengan status gizi anak usia toddler di Kelurahan Dadi Mulya Samarinda Ulu.
Metode Penelitian: Desain penelitian ini adalah deskriptif korelasi dengan pendekatan cross sectional. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 42 responden yaitu toddler dan ibunya di Kelurahan Dadi Mulya Samarinda Ulu dengan teknik total sampling. Data karakteristik ibu diperoleh dengan menggunakan kuesioner dan data status gizi toddler diperoleh dengan pengukuran antropometri, lembar observasi dan tabel standar berat badan menurut umur NCHS dari WHO.
Hasil Penelitian: Hasil uji statistik Chi Square dengan menggunakan Fisher’s Exact diperoleh hasil p= 0,019 atau < 0,05 sehingga H0 ditolak. Hal ini menunjukkan bahwa ada hubungan yang bermakna secara statistik antara pola asuh makan oleh ibu pekerja dengan status gizi anak usia toddler di Kelurahan Dadi Mulya Samarinda Ulu.
Saran: Dari hasil penelitian ini diharapkan agar berbagai pihak tetap mempertahankan dan meningkatkan upaya perbaikan gizi seperti rutin menimbangkan anak ke POSYANDU sampai berusia 5 tahun.