Hubungan Dukungan Suami dengan Tingkat Depresi Ibu Postpartum di PUSKESMAS Trauma Center Samarinda
Date
2020-06-30Author
Wardanah, Hardiyanti
Feriani, Pipit
Wijayanti, Tri
Metadata
Show full item recordAbstract
Latar Belakang: Menurut Word Herld Organization (WHO), pada tahun 2011 menyatakan bahwa kejadian pada kasus depresi postpartum pada Beberapa Negara, yaitu yang terdapat di Vietnam (19,4%) kolumbia (13,6%), dan Dominika (3%). Dukungan suami berpengaruh besar terhadap kejadian depresi postpartum pada ibu postpartum. Dimana dukungan suami ini merupakan strategi saat ibu postpartum, yang merasa stress dan berfungsi sebagai strategi untuk melindungi dari stress. Depresi postpartum bisa terjadi setiap waktu setelah ibu melahirkan. Oleh karena itu kemungkinan terjadinya depresi pada ibu postpartum harus di kenali sejak awal agar tidak depresi postpartum tidak berakibat buruk pada bayi, ibu serta pasangan. Setelah dilakukan wawancara, terdapat 3 ibu postpartum yang sedang mendapatkan perawatan di PUSKESMAS Trauma Center Samarinda mengatakan bahwa ibu tidak mendapatkan dukungan dari suaminya. Berdasarkan latar belakang, peneliti tertarik ingin meneliti tentang “Hubungan Dukungan Suami Dengan Tingkat Depresi Ibu Postpartum di PUSKESMAS Trauma Center Samarinda.
Tujuan: Tujuan dalam penelitian ini untuk mengetahui apakah hubungan antara dukungan suami dengan tingkat depresi ibu postpartum di PUSKESMAS Trauma Center Samarinda.
Metode: Dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriftik kuantitatif, yang bertujuan untuk mengungkapkan hubungan antara variabel yaitu dukungan suami dengan tingkat depresi postpartum, dengan pendekatan cross sectional teknik pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner Endinburgh Postpartum Depression Scall (EPDS) dan kuesioner dukungan suami. Teknik pengambilan sampling pada penelitian ini adalah total sampling yang berjumlah 165. Analisa Bivariat menggunakan uji chi-square.
Hasil: Hasil Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat untuk variabel dukungan suami didaptkan yang memiliki dukungan suami sebanyak 147 responden (89,1%) dan tidak mendukung sebanyak 18 responden (10,9%) dan untuk variabel Depresi Postpartum didapatkan katagori yang mengalami depresi sebanyak 22 responden (13,3%) dan yang tidak depresi postpartum sebanyak 143 responden (86,7%) dan untuk analisa bivariate menggunakan rumus chi square. Hasil uji chi-square ditemukan 1 cell yang memiliki frekuensi harapan lebih 20%, maka p value yang digunakan adalah fisher exact dengan = 0,001≤ 0.05, berarti ada hubungan antara dukungan suami dengan tingkat depresi ibu postpartum.
Kesimpulan: Adanya hubungan antara dukungan suami dengan tingkat depresi ibu postpartum di PUSKESMAS Trauma Center Samarinda. Hal tersebut dikarnakan dukungan suami merupakan startegi koping penting saat mengalami stress pada ibu postpartum dan berfungsi sebagai strategi preventif untuk mengurangi stress.