Aktivitas Penghambatan Biofilm Ekstrak Daun Lakum (Causonis trifolia Linn.) Terhadap Bakteri Staphylococcus aureus
Abstract
Latar belakang, Dalam dunia kesehatan tepatnya dalam perawatan medis di rumah sakit,
hal yang tidak dihindari oleh tenaga kesehatan dan pasien adalah infeksi. Semaksimal
apapun pemerintah dan tenaga medis meminimalisir terjadinya infeksi nosokomial kepada
pasien, keluarga pasien, maupun pekerja di rumah sakit, hal ini tetap ada kemungkinan
untuk seseorang tersebut akan terinfeksi. Infeksi nosokomial sendiri merupakan suatu
infeksi yang didapatkan seseorang dari lingkungan rumah sakit karena rumah sakit sendiri
adalah tempat di mana semua penyakit berkumpul. Walaupun infeksi nosokomial tidak
menjadi faktor penyebab kematian secara langsung, secara umum infeksi nosokomial
menjadi perhatian yang sangat penting karena berhubungan dengan morbiditas dan
mortalitas. Salah satu infeksi nosokomial ada pada sistem saluran kemih adalah Catheter
Associated Urinary Tract Infection (CAUTI). Diketahui bahwa sekitar 80% kejadian infeksi
saluran kemih akibat kateter berkaitan dengan pembentukan biofilm. Tanaman lakum
(Causonis trifolia L.) merupakan salah satu tumbuhan herba yang memiliki banyak aktivitas
biologis salah satunya sebagai antimikroba, antibakteri, dan antibiofilm. Daun lakum
diketahui mengandung senyawa flavonoid, squalene, nimbidin dan saponin, antosianin,
vitamin C, tanin, stilbenes, asam hidrosianat, delphinidin, kaempferol, myricetin, quercetin,
triterpenes, epifriedelanol, dan lain sebagainya. Staphylococcus aureus sendiri merupakan
salah satu bakteri penyebab terbentuknya biofilm berdasarkan hasil kultur urin kateter
sebanyak 45% dari bakteri lainnya.
Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk aktivitas antibiofilm pada ekstrak daun
lakum terhadap bakteri Staphylococcus aureus serta senyawa aktif yang berperan penting
dalam penghambatan biofilm monomikroba.
Metode penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan studi eksperimental in vitro
menggunakan pengamatan hasil uji skrining fitokimia untuk mengetahui kandungan
metabolit sekunder pada ekstrak daun lakum serta untuk mengetahui efektivitas antibiofilm
daun lakum pada Staphylococcus aureus melalui pembacaan microplate reader yang
mengukur nilai absorbansi dari bakteri tanaman berdasarkan nilai densitas optiknya untuk
mengukur besar persen penghambatan biofilm pada daun lakum.
Hasil penelitian ini diketahui bahwa daun lakum positif mengandung senyawa alkaloid,
flavonoid, fenolik, polifenol, tanin, dan saponin. Selain itu juga, diketahui bahwa daun
lakum memberikan aktivitas penghambatan biofilm pada fase pertengahan dan
pematangan dengan konsentrasi tertinggi pada ekstrak 1% sebesar 76,95% ± 0,0007 dan
72,85% ± 0,0003. Sedangkan pada konsentrasi terendah pada ekstrak 0,125% sebesar
65,65% ± 0,0001 pada fase pertengahan dan 59,71% ± 0,0003 pada fase pematangan.
Berdasarkan hasil penelitian ini, nilai MBIC50 ekstrak etanol daun lakum berada pada
konsentrasi 0,125% b/v dalam fase pematangan yaitu sebesar 59,71% ± 0,0003.
Kesimpulan pada penelitian ini adalah daun lakum memiliki aktivitas penghambatan yang
baik biofilm pada Staphylococcus aureus dengan senyawa flavonoid, tanin, polifenol dan
alkaloid yang ada pada daun lakum bekerja sebagai zat aktif dalam penghambatan
pembentukan biofilm tersebut.